Lihat ke Halaman Asli

Nuyuy Rasyid

Mahasiswa Universitas Pamulang

Memahami Tragedi Anak Membunuh Orang Tua dalam Tinjauan Psikologis

Diperbarui: 25 Desember 2024   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa kanak-kanak adalah periode yang sangat penting dalam perkembangan individu. Selama masa ini, anak-anak mengalami berbagai perubahan fisik, kognitif, dan emosional. Sayangnya, tidak semua anak mengalami perkembangan yang mulus. Beberapa anak mungkin mengalami masalah psikologis yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.

Kasus anak yang tega membunuh orang tua sendiri merupakan peristiwa yang sangat mengguncang dan sulit dipahami. Perilaku seperti ini tentu saja sangat menyimpang dari norma sosial dan memunculkan banyak pertanyaan, terutama dari sudut pandang psikologis.

Apa itu Masalah Psikologis pada Anak?

Masalah psikologis pada anak adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak. Gangguan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk dan tingkat keparahan.

Faktor-faktor yang Mungkin Mempengaruhi

Beberapa faktor psikologis, sosial, dan lingkungan dapat berkontribusi pada terjadinya peristiwa tragis ini. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab yang sering dikaitkan dengan kasus serupa:

 * Gangguan Mental: Anak yang melakukan tindakan kekerasan ekstrem sering kali mengalami gangguan mental seperti skizofrenia, gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian antisosial. Gangguan ini dapat menyebabkan halusinasi, delusi, atau impulsivitas yang sulit dikendalikan.

 * Trauma Masa Lalu: Pengalaman traumatis seperti kekerasan fisik, seksual, atau emosional pada masa kanak-kanak dapat meninggalkan bekas luka psikologis yang dalam. Trauma ini dapat memicu kemarahan, kebencian, dan keinginan untuk membalas dendam.

 * Gangguan Kontrol Impuls: Anak dengan gangguan kontrol impuls kesulitan mengendalikan dorongan atau perilaku agresif. Mereka mungkin bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya.

 * Pengaruh Lingkungan: Lingkungan keluarga yang disfungsional, seperti adanya kekerasan dalam rumah tangga, pola asuh yang buruk, atau penelantaran, dapat menciptakan kondisi yang tidak sehat bagi perkembangan anak.

 * Paparan Kekerasan: Paparan terus-menerus terhadap kekerasan, baik di lingkungan rumah maupun media, dapat menormalkan perilaku agresif dan kekerasan di benak anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline