Kalau bicara tentang kue favorit di hari Lebaran, sebagian besar pasti sepakat kalau kue favorit keluarga adalah nastar. Kue berisian selai nanas tersebut sangat populer dan dikenal sebagai tradisi sajian kue lebaran. Di mana ada hari raya, yang ditanya pasti nastar. Bahkan setiap tahunnya, nastar selalu viral dan menjadi sumber keributan di media sosial.
Misalnya, tentang kisah anak dari tamu yang menghabiskan nastar si tuan rumah, lalu si tuan rumah curhatlah di media sosial. Dalam beberapa menit setelah diunggah, langsung menjadi trending topik di media sosial. Itu kisah dua tahun lalu. Tahun ini? Lain lagi dan masih seputar anak dari tamu yang menghabiskan kue nastar yang harganya mahal. Mungkin, di Kompasiana tidak ada yang membahas polemik antaremak-emak di media sosial tersebut.
Kue nastar menjadi kenangan tersendiri buat saya. Selama dua puluh tahun, ibu saya selalu menerima orderan kue nastar. Ibu mengolah sendiri kue nastar untuk dijual .Tidak hanya puluhan toples, bahkan Ibu pernah mendapat pesanan nastar hingga hampir 1000 toples. Semua itu Ibu sendiri yang mengolahnya. Tidak ada karyawan atau ART. Hanya dibantu anak-anak yang sudah besar karena memang kami bukan pabrik. Oleh karena itu, kami tidak berani mengambil pesanan besar.
Nastar Ibu sangat enak. Tanpa bahan pengawet dan masa berlakunya bisa sampai enam bulan. Tidak basah sehingga tidak cepat jamuran. Ibu memanggangnya dengan sangat telaten.
Namun, dua tahun lalu, Ibu berpulang. Tidak ada lagi yang membuat nastar. Pelanggan ibu pun kehilangan kue favoritnya. Anak-anak Ibu memang selalu membuatnya, tetapi hanya sebatas untuk hidangan lebaran. Seperti saya yang tak telaten untuk berjualan.
Saya yang selalu mengingat Ibu jika melihat nastar, saya juga ingin kue nastar buatan saya memiliki jejak memoriable bagi anak-anak. Kelak, jika anak-anak sudah dewasa dah menjalani kehidupan masing-masing, mereka akan rindu pulang ke rumah karena kangen nastar buatan Bunda.
Oleh karena itu, saya lebih suka mengolahnya sendiri ketimbang membeli jadi. Membuat kue nastar menjadi kepuasan tersendiri, apalagi ketika anak-anak berseru, "Kue buatan Bunda, enak!"
Di mana pun, kapan pun, mereka akan mengingat kue nastar buatan Bunda. Bahkan ketika saya telah tiada, mereka akan selalu mengingat ibunya dan membuat kue nastar.
Berikut adalah resep nastar dari ibu saya yang diresepkan turun temurun. Resep sederhana, tetapi enak dan banyak yang cocok dengan rasanya.
Resep Nastar
Selai
5 buah nastar ukuran sedang
500 gram gula pasir (tambahkan sesuai selera)
Adonan
4 sachet blue band ukuran 200gr
1 kg terigu
2 sachet susu vanila
2 sdm butter salt
3 buah kuning telur
150 gr tepung maizena