Siapa pun pasti setuju bahwa anak-anak adalah anugerah terbaik dari Yang Kuasa. Melihat senyum kebahagiaan anak-anak bisa menjadi obat lelah bagi para orang tua. Anak-anak membawa kebahagiaan dan kegembiraan tersendiri dengan kepolosan alami mereka.
Hari ini adalah pekan kedua bagi Syamil berpuasa. Bocah berusia enam tahun itu adalah anak bungsu kami yang masih TK. Ini adalah tahun ketiga baginya. Pertama kali berpuasa, dia masih berusia empat tahun. Bukan tanpa reward, kami selalu menjanjikan hadiah bagi mereka yang berpuasa penuh satu hari selama 30 hari berturut-turut. Batal tanpa uzur, hadiah yang dijanjikan pun hangus. Alhamdulillah, mereka menyambut tantangan itu dengan gembira. Bahkan mereka pun antusias membuka hari dengan berpuasa.
Begitu juga dengan kakaknya, Syafiq, yang berusia delapan tahun. Syafiq lebih semangat lagi karena dia sudah lebih berpengalaman dalam berpuasa. Keduanya hampir tak ada drama. Bagi kami sebagai orang tua, mereka adalah kebanggaan tersendiri.
Makan sahur yang biasanya menjadi waktu-waktu malas bagi saya bangun lebih awal, kini menjadi hari yang penuh semangat. Betapa bahagianya melihat anak-anak antusias menyambut hari berpuasa dengan menikmati makan sahur yang kami sajikan tanpa pilih-pilih.
Meskipun demikian, bukan tanpa usaha membangunkan mereka. Kami kerap membutuhkan waktu hampir 30 menit agar mereka sadar sepenuhnya dan bergabung bersama kami. Tak apa. Asalkan mereka semangat menjalani puasa, saya harus sabar menghadapinya.
Kadang saya juga harus menyuapi mereka sambil menikmati makanan sendiri. Agak repot memang. Namun, demi mereka bisa makan sahur dengan lahap, saya rela melakukannya. Apalagi Syafiq berkata, "Kalau disuapi Bunda, makanan jadi lebih enak."
Acara makan sahur bersama dengan dihiasi senyum mereka adalah hiburan yang tak bisa disandingkan dengan apa pun. Melihat antusiasme mereka menikmati makanan adalah hal terbaik.
Jika mereka semangat makan sahur, kenapa saya tidak?
Semoga kelak mereka terbiasa menjalankan ibadah puasa dan menjadi anak yang shalih juga berakhlak mulia. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H