Masih ingat di ujung akhir tahun 2018, duduk terpesona melihat bagaimana sebuah film yang sama sekali tak diduga, berhasil mengusik hati dan membekukan tubuh .
Selama beberapa detik tubuh seolah terpaku , hati tak mampu membendung perasaan sedih, senang, tertawa , haru dan amarah. Semua menyatu menjadi satu.
Film itu berjudul Keluarga Cemara , dan tanganpun menuliskan semua rasa ke dalam dua buah tulisan , yaitu Berkesempatan Menonton "Keluarga Cemara" di JAFF ke-13 dan Widuri Puteri Tampil Memukau Saat Screening Film "Keluarga Cemara" di JAFF .
Semestapun seolah tersenyum, saat sebuah foto dari website JAFF, menampilkan penonton yang diantaranya terselip sosok tubuh saya ,sedang serius menatap layar lebar .
Keluarga Cemara adalah sebuah film yang diadaptasi dari sebuah rangkaian cerita bersambung , diterbitkan oleh majalah cetak HAI. Antusias yang sangat tinggi, kemudian membuat cerita bersambung ini dijalin menjadi sebuah novel dengan judul yang sama, berlanjut pada serial sinetron dan sang pengarang Arswendo Atmowiloto didapuk menjadi pengarang legendaris, walaupun kehidupannya amat kompleks dan berbeda jauh dengan hasil karyanya ini.
Kembali kepada film layar lebar Keluarga Cemara.
Walaupun "jagoan" , Widuri Puteri, tak memenangkan penghargaan apapun, karena dilibas semua penghargaan oleh Zara Jkt48, tetaplah akting anak kecil inilah yang mencuri hati.
Hati, hati dan hati.
Keluarga dekat dengan hati, anak disebut buah hati , jantung hati.
Sehingga tepatlah jika hati yang didaulat untuk berbicara mewakili perlambang keluarga.
Kemudian dalam perjalanan hingga bulan Agustus 2019 ini.