Lihat ke Halaman Asli

Nuty Laraswaty

Digital Marketer , penulis konten

Film Benyamin Biang Kerok, Pengabdi Setan, dan Warkop di Era "Kids Zaman Now"

Diperbarui: 30 Maret 2021   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Saya masih ingat di hari itu, saat seorang teman datang terengah-engah dan segera duduk  karena lelah sehabis berlari cepat.

"Kamu pasti kaget, apabila mengetahui  yang satu ini" , komentarnya . 

Benyamin Biang Kerok mau dibuat lagi filmnya. 

Dalam sejarah Film Indonesia, tercatat Film Benyamin Biang Kerok adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1972 dengan disutradarai oleh Nawi Ismail.  Film ini dibintangi antara lain oleh Benyamin Sueb dan Ida Royani

Benyamin Sueb yang merupakan seniman Betawi dalam perjalanannya kemudian menjadi  ikon budaya Betawi , dengan gaya musiknya yang khas menggunakan peralatan musik Betawi , Benyamin Sueb kemudian melanjutkan karyanya ke panggung layar lebar dan sukses menampilkan Film Indonesia dengan budaya khas Betawi. 

Sehingga dengan dibuat lagi film ini, tentunya membuat bulu kuduk berdiri dan terpikir pertama kali adalah siapakah sutradaranya ? Saat di pencarian, muncul nama Hanung Bramantyo, sontak saya semakin tak sabar menunggu selesainya film ini dan segera tayang di layar lebar.

Maklum nama besar Hanung Bramantyo , seolah membius dan membangkitkan kepercayaan bahwa film yang dihasilkan dijamin bagus dan akan menjadi box office. Namun apakah benar begitu? Dalam catatan saya, banyak juga film yang disutradarai Hanung Bramantyo yang tidak mendapatkan tempat di netizen, komunitas dan pengamat film Indonesia. Banyak juga yang menuai kritik pedas, hingga berujung pada gugatan hukum.

Apa sajakah kiranya? Tercatat ada film Tanda Tanya, Hijab, Soekarno, Cinta Tapi Beda hingga Perempuan Berkalung Surban

Saat akhirnya penantian tersebut berakhir dan Film Benyamin Biang Kerok akhirnya diputar di layar lebar Indonesia, ternyata film ini termasuk yang tidak sukses di pasaran. 

Dilihat dari ramainya diskusi penggemar alm. Benyamin Sueb, netizen, komunitas dan pengamat film Indonesia , dapat ditarik benang merah rangkuman , yang bila disederhanakan  dan diambil intinya terdapat pada  faktor-faktor penyebabnya sebagai berikut:

1. Penempatan aktor dan aktris yang tidak pada tempatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline