Lihat ke Halaman Asli

Nuty Laraswaty

Digital Marketer , penulis konten

Saat Hak Memutuskan untuk Mati Tak Lagi di Tangan "24 Hours To Live"

Diperbarui: 7 Februari 2018   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dari KOMIK

Siapa yang belum kenal dengan aktor Ethan Hawke

Wah , terlalu kalau belum.

Saya ingat, saya selalu melihat Ethan Hawke memerankan tokoh dalam film bergenre Science Fiction dan jalan ceritanya biasanya di luar kotak , dan benar-benar butuh imajinasi.

Film yang pernah diperankan seperti Gattacadan Predestination , benar-benar membuat saya berdecak dan tak habis pikir "Bisa aja buat jalan cerita seperti ini. Ajib banget deh"

Nah, apabila kalian mendapatkan trailer film seperti ini , akankah kalian tolak kesempatan untuk melihatnya lebih awal? Kalau saya, langsung gasss pol mau nonton dahulu. Apakah itu ? Yuk , sama-sama kita lihat trailernya


Nah, dari trailernya saja, sudah terlihat ini model film ala "science fiction " dikombinasi dengan "action-thiller". 

Wah, seru. Wajib nonton.

Maka, Senin 5 Februari 2018 kemarin, bersama dengan KOMIK, bersama-sama nonton screening film 24 Hours to Livedi bioskop di Plaza Semanggi  dan saya tidak menyesal.

Adegan film sudah dimulai dengan adegan "action", tujuan utama adalah  menjaga keselamatan seorang saksi yang akan memberikan kesaksiannya atas suatu organisasi Red Mountain yang telah melakukan banyak kejahatan. Adegan berlangsung seru dan berlanjut ke bagian Travis Conrad (Ethan Hawke) dan Ayah Mertuanya sedang bersantai dan bercakap-cakap di pantai. Namun kembali tempo menaik saat kita mengetahui Travis Conrad adalah pembunuh bayaran yang bekerja pada organisasi tersebut.

Mulai dari sini, adegan dan strategi berjalan dengan cepat dan saat adegan TravisConradhidup kembali hanya dalam tempo 24 jam saja, saya tidak bisa melepaskan pandangan lagi dari layar. Seru habis soalnya. 

Disini alur cerita mulai memberikan penjelasan , mengapa Travis Conradkehilangan keluarganya dan mengapa kesaksian dapat menghancurkan organisasi dan betapa kecilnya nilai kehidupan manusia jika dihadapkan akan terobosan keilmuan yang diunggulkan sebagai pencapaian tertinggi dalam sejarah kemanusiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline