Lihat ke Halaman Asli

Nuty Laraswaty

Digital Marketer , penulis konten

Jangan Suka Intip

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Saya memandang teman saya dengan kesal, karena diskusi kali ini, nampaknya tidak tersambung sama sekali.

Sudah beberapa hari ini, saya menulis pesan singkat melalui HP, mengngatkan agar apabila bertemu saya, jangan lupa pesanan saya, karena sudah lama sekali tidak melihat, merasakan dan menyentuhnya.

Anehnya tanggapannya selalu seperti ini, " Kamu baik-baik saja ? ... "

Apa hubungannya dengan pesan singkat yang saya kirimkan?

Teman saya, beberapa hari ini memang mendapat tugas dari kantornya, dan seperti biasa bertanya melalui pesan singkat melalui HP, bila pulang nanti ke Jakarta, hendak dibawakan oleh - oleh yang bagaiman.

Wah, tentunya tidak baik menolak tawaran yang murah hati ini, karena itu dengan santai saya menulis pesan , "Intip".

Bagi penduduk kota Solo, penganan Intip, merupakan makanan yang digemari dan termasuk dalam daftar nama penganan oleh-oleh khas Solo. Intip adalah sebutan untuk kerak nasi. Konon dahulu saat jaman susah (jaman perang kemerdekaan), intip adalah penganan pokok penduduk kota Solo. Kerak nasi ini, dijemur lama sekali, hingga kering, setelah itu, digoreng dengan minyak panas. Cara makannya bisa langsung begitu saja dimakan, ataupun dicocolkan ke gula merah, sirup dan lain-lain tergantung selera

Nah kembali kepada teman saya ini, karena bukan orang dari Solo, otomatis saat membaca pesan dari saya. Ia pun menjawab, "Kamu baik-baik saja?. Jangan suka Intip ya, tidak baik".

Alhasil, saat teman saya pulang ke Jakarta . Cerita membawa oleh-oleh "Intip pun" , hanya menjadi cerita

! Juli 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline