Lihat ke Halaman Asli

triturawan karso

Pemerhati sosial dan lingkungan

Masalah Data dan Rasa

Diperbarui: 4 Maret 2018   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Banyak data banyak kata, 

Banyak kata banyak perdebatan, 

Banyak debat banyak musuh, 

Banyak musuh banyak korban, 

Banyak korban Banyak biaya, 

Banyak biaya rakyat menderita. 

Ya pokoknya seperti itulah urutannya kalau negara ini terlalu banyak data yang di keluarkan. Data itu menggambarkan situasi ekonomi kita sedang naik atau sedang turun. Data akan menggambarkan negara ini perlu beras atau surplus beras. Data menggambarkan 20 tahun lagi perlu listrik atau kelebihan listrik. Data menggambarkan negara ini bisa bayar utang atau bisa kasih utang...

Polistisasi data akan merubah semuanya. Data yang kurang bisa menjadi "sesungguhnya kita sudah berhasil hanya...." dan data yang lebih akan menjadi " karena bekerja keras maka periode kami berhasil...." atau lebih ekstrim lagi " angka ini kan peninggalan masa lalu......". Itulah bunyi nyanyian yang mirip mirip lagu berjudul HOAX.

Data berbeda dengan Rasa . Rasa ada karena data tetapi belum tentu rasa mencerminkan data. Apabila ada slogan "lewih enak jamanku tho?"...ini berbicara rasa karena tingkat kemiskinan, nilai tukar petani, harga dollar dan nilai ekspor impor tidak ditayangkan datanya. Atau slogan " Lebih Cepat Lebih Baik", akan terasa semen ada di mana mana, BBM sama harganya , listrik tersedia. Lebih tidak  dimengerti kalau slogan "Gitu saja kok repot..." yang ini membuktikannya susah, mana rasa mana data.

Bagaimanapun berbicara data, bagaimanapun data di politisasi , bagaimanapun data ada dimana-mana semua itu yang merasakan ya rakyat. Data investasi trilyunan rupiah tapi kalau "mel" di jalan masih tetap ada ya tidak terasa ribuan kilometer jalan tol telah di bangun karena ujung-ujungnya biaya lebih memberatkan rakyat. 

Kalau data sekolah gratis, kesehatan gratis dan gratis lainnya tapi mengurusnya memakan waktu dan penuh ancaman ya ujung-ujungnya harus ada"pelicin" agar tidak bolak balik kurang berkas dan antri sampe sore.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline