Lihat ke Halaman Asli

Nusrotul Izzah

UIN Walisongo Semarang

Masuki Musim Penghujan, Mahasiswa KKN Bantu Warga Cegah DBD

Diperbarui: 16 November 2020   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : honestdocs.id

Rabu, 4 November 2010

Setelah musim kemarau yang berkepanjangan, Indonesia kini mulai memasuki musim penghujan. Selain harus menghadapi pandemi virus corona, kini masyarakat juga harus mengantisipasi segala penyakit yang biasanya muncul saat musim hujan tiba, tak terkecuali penyakit nyamuk deman berdarah dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini harus diwaspadai di musim sekarang, karena perkembangbiakannya yang begitu cepat. Untuk itu, diperlukan sejumlah upaya untuk mencegah munculnya nyamuk Aedes Aegypti ini dan mencegah perkembangbiakannya.

Dalam membantu upaya pemerintah mencegah penyakit DBD, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang bantu warga desa Karangmalang, kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus untuk melakukan pengecekan disejumlah tempat yang menjadi sarang tumbuh kembang nyamuk mematikan tersebut. Adapun tempat-tempat yang perlu dipantau adalah tandon di luar rumah, meliputi, pot bunga, kolam, ban bekas, kaleng/botol, dll dan tendon di dalam rumah meliputi, bak mandi, vas bunga, dispenser, alas kulkas, dll.

"Kita harus waspada di musim penghujan ini. Apalagi sudah ada berita orang yang terkena DB. Kita memang harus melakukan pengecekan di tempat-tempat tertentu, apalagi di tempat yang ada genangan airnya." Ujar Siti Ulfah salah satu warga Karangmalang Rt 03 Rw 02.

Pencegahan DBD ini dilakukan dengan cara mengecek tempat-tempat tersebut seminggu sekali, dengan cara abatisasi atau menaburkan bubuk abate yang didapat dari Puskesmas terdekat. Penggunaan abate ini efektif jika diberikan per gram nya untuk 10 liter air. Mengikuti langkah yang diberikan Ketua RT setempat, setengah plastik abate (abate sudah dikemas dalam plastic-plastik kecil) sudah  cukup untuk ditaburkan ke dalam bak mandi warga. Dengan melakukan cara ini seminggu sekali, diharapkan warga masyarakat terhindar dari penyakit deman berdarah.

"Sebenarnya masyarakat bisa melakukan pengecekan dan pencegahan tersebut sendiri di rumah masing-masing. Akan tetapi karena banyak dari mereka yang sibuk, jadi terkadang lupa untuk melakukan pengecekan." Ujar Nusrotul Izzah, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline