Lihat ke Halaman Asli

Demianus Nahaklay

TERVERIFIKASI

Announcer

Tetesan Kebahagiaan: Memuji Tuhan Ditengah Badai Kehidupan

Diperbarui: 16 Mei 2024   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

istockphoto.com

"Tetesan Kebahagiaan: Memuji Tuhan di Tengah Badai Kehidupan"

Ditengah badai kesulitan dan tantangan hidup yang tiada berhenti, memuji Tuhan adalah solusi untuk mengalami mujizat Tuhan

Dalam perjalanan hidup ini, manusia tak jarang dihadapkan pada cobaan dan kesulitan yang menguji ketahanan serta keyakinannya. Namun, dalam setiap perjuangan dan kegelisahan, terdapat kekuatan yang mampu mengubah paradigma dan memberikan ketenangan jiwa.

 Itulah kekuatan memuji Tuhan di tengah kesusahan. Penulis dalam sebuah pelayanan telah menjumpai pengalaman indah bagaimana memuji Tuhan mengembalikan kekuatan baru bagi mereka yang sakit. 

Malam itu dalam pengalaman pertama sebagai pelayan Tuhan memberikan pelayanan doa kepada seorang pasien lansia yang sudah sekarat di sebuah rumah sakit pemerintah dengan istilah medisnya adalah sudah 'koma'. Kondisi lansia tersebut sudah tidak sadarkan diri beberapa hari dan terbaring di rumah sakit

Melihat kondisi pasien yang telah koma, maka situasi tersebut telah menggiring semua anak cucu pada tingkat keputusasaan. Secara manusia adalah hal yang wajar bila semua keluarga bersedih hati karena belum siap merelakan kepergian orang tua yang dicintai.

Ditengah situasi linangan airmata apakah yang harus saya perbuat? Sebagai seorang anak muda  yang belum banyak pengalaman dalam melayani orang sakit, ada gejolak di hati. 

Pasien yang dalam kondisi seperti ini jika saya mendoakan dan ketika meninggal dunia, nanti apa kata keluarga?  Sebuah tantangan berat di hati. Dan saat itu saya mengambil sebuah Tindakan yang tidak lazim adalah tidak usah berdoa, tetapi menyanyi dan memuji Tuhan saja. Dengan kata lain itulah jalan netral dan yang terbaik harus saya tempuh.

 Saya mengendalikan suara dalam ruangan yang telah dihiasi dengan kesedihan dan airmata keluarga. Dan saya berkata:  Mari kita menyanyi dan memuji Tuhan. Saya mulai menyanyi dan keluarga pun dengan dengan barat tetapi dengan nada lembut mengikuti nyanyian itu. kami memuji Tuhan beberapa kali dan menjadi pusat perhatian bagi pasien lain di ruangan itu.

Tiba-tiba ibu lansia yang sudah sekarat secara perlahan walaupun bibirnya sudah kaku, lidah yang kaku dan sulit digerakkan mulai menggerakkan  ikut bernyanyi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline