Membangun Fondasi Iman Bersama: Peranan Alkitab dalam Keluarga Baru Kristen
Menurut Bachtiar (2004) defenisi pernikahan adalah pintu bagi bertemunya dua hati dalam naungan pergaulan hidup yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, harmonis,(https://respositori.uma.ad.id).
Di dalam ke-Kristenan, pernikahan merupakan satu hal yang sangat sakral dalam arti, menyatunya tubuh, roh dan jiwa, sehingga lewat pemberkatan, peneguhan pernikahan tersebut mengandung unsur kesetiaan, tanggung jawab, dan sebagai bentuk pelayanan terhadap Tuhan.
Sebelum sepasang mempelai masuk pelaminan, biasanya diawali dengan konseling pranikah, ibadah pemberkatan nikah dan diakhiri dengan acara respesi pernikahan untuk menjamu para tamu undangan beserta kedua keluarga yang menikah.
Dalam setiap momen pernikahan penulis sering menjumpai hal penting yang terkesan sepele namun seharusnya merupakan momen yang tidak bisa dilewatkan yaitu pemberian Alkitab dari pihak gereja kepada kedua mempelai yang dinikahkan.
Tenyata mungkin selama ini banyak kita belum pahami bahwa pemberian Alkitab kepada mempelai bukan hadiah biasa, melainkan sebuah warisan Rohani yang berharga yang mengikat mereka dalam perjalanan iman dan kehidupan Bersama.
Landasan Kebijaksanaan
Alkitab adalah landasan kebijaksanaan bagi pasangan Kristen. Dalam hal ini, memberikan Alkitab adalah menghadiahkan sumber inspirasi, panduan, dan petunjuk bagi kehidupan sehari-hari dan dalam hubungan mereka.
Alkitab yang diakui sebagai firman Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Setiap keluarga yang memiliki Alkitab sudah pasti hidupnya akan semakin diperbaharui setiap saat.