Lihat ke Halaman Asli

Spiral Kebaikan: Bagaimana Keberanian Memberi Sebagai Pintu Berkah Tak Terduga

Diperbarui: 21 November 2023   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Spiral Kebaikan: Bagaimana Keberanian Memberi dan Membuka Pintu Kebaikan Tak Terduga https://www.pexels.com/photo/toddlers-forming-a-circle-754769/

Spiral Kebaikan: Bagaimana Keberanian Memberi Membuka Pintu Kebaikan Tak Terduga

Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang berarti bahwa manusia merupakan bagian dari masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat hidup sendiri atau memenuhi kebutuhan sendiri. Meskipun seseorang memiliki kedudukan dan kekayaan, tetap saja dia selalu membutuhkan orang lain.  Sebelum mengenal uang, manusia sudah melakukan transaksi dengan menggunakan sistem barter.

Perdagangan barter melibatkan pertukaran barang dengan barang, barang dengan jasa, atau sebaliknya (http://respository.uin.suska.ac.id). Sebagai contoh, menukar beras dengan sekantong kacang. Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang berarti bahwa manusia merupakan bagian dari masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat hidup sendiri atau memenuhi kebutuhan sendiri. Meskipun seseorang memiliki kedudukan dan kekayaan, tetap saja dia selalu membutuhkan orang lain. 

Sebelum mengenal uang, manusia sudah melakukan transaksi dengan menggunakan sistem barter. Perdagangan barter melibatkan pertukaran barang dengan barang, barang dengan jasa, atau sebaliknya (http://respository.uin.suska.ac.id). Sebagai contoh, menukar beras dengan sekantong kacang.

Saya pernah mengalami hidup di suatu tempat di mana masyarakat masih melakukan perdagangan barter. Maluku terkenal sebagai propinsi kepulauan.  Makanya didaerah saya uniknya masing-masing pulau dengan hasil usahanya sendiri.

Ada yang bercocok tanam jagung, kacang dan sejenisnya, ada yang petani bawang merah, ada yang peternak binatang, ada yang hidupnya bergantung dari laut sebagai nelayan. Hasil-hasil seperti ini yang digunakan sebagai perdagangan barter di Maluku Barat Daya waktu itu. Praktek perdagangan barter mungkin masih ada tetapi tidak setara dengan waktu lampau. 

Menurut artikel yang saya baca, mengapa sistem barter jarang digunakan dalam perdagangan internasional? Salah satu alasan adalah karena masyarakat era sekarang tidak lagi melakukan transaksi dengan sistem barter. Sulit membawa barang sebagai alat transaksi dalam proses perdagangan, terutama dalam skala nasional dan internasional (https://repo.undiksha.ac.id).

Saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana membangun persahabatan dengan orang yang awalnya tidak kita kenal hingga akhirnya dianggap sebagai keluarga sendiri. Saat pertama pindah ke lingkungan baru, belum banyak kenalan, dan tidak memiliki transportasi sendiri, kami selalu menggunakan jasa ojek untuk aktivitas sehari-hari seperti mengantar anak-anak ke sekolah.

Selama belasan tahun menggunakan jasa ojek, hubungan kami berkembang menjadi lebih dari sekadar tukang ojek dan penumpang, tetapi sudah seperti keluarga sendiri. Dalam perjalanan waktu ini, praktek barter sering terjadi. Kadang-kadang kita memberikan sesuatu tanpa mengharapkan uang sebagai imbalan jasa angkutan ojek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline