Lihat ke Halaman Asli

Tertinggal di Detik-Detik Berharga: Dampak Kelalaian Terhadap Waktu pada Keberangkatan Pesawat

Diperbarui: 18 November 2023   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tertinggal di Detik-Detik Berharga: Dampak Kelalaian Terhadap Waktu pada Keberangkatan Pesawat. (pexels.com)

Awal bulan Agustus 2023 menjadi kenangan tak terlupakan bagi keluarga kecilku. Beberapa waktu kami mendengar kabar yang kurang menggembirakan karena ibu mertua saya, seorang lansia, sakit kritis dan dirawat di salah satu RS di daerah NTT. 

Beberapa jam setelah itu, mendengar kabar duka, beliau dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai orang beriman, kami menerima kepergian ini dengan ikhlas, melepaskan kepergian beliau menghadap Sang Pencipta.

Sebagai anak yang tidak ingin melewatkan momen duka kepergian orang tercinta, kami membeli tiket untuk keberangkatan dan mempersiapkan segalanya untuk keberangkatan besok jam 13.30 WIT dari Ambon menuju Kupang, NTT. Sangat disayangkan! Setiap penerbangan memiliki aturan keberangkatan yang jelas, seperti pelaporan tiket minimal 1 jam sebelum berangkat. Tanpa banyak memperhatikan  dengan jarum jam terus berputar, kami lupa bahwa perjalanan dari rumah kami menuju Bandara Pattimura menghabiskan waktu lebih dari 1 jam, belum lagi karena kemacetan di Ambon.

Dalam perjalanan menuju bandara, mata saya terus memandang menit dan detik yang terus berlalu, jantung saya berdenyut semakin tidak menentu. Ketika tiba di bandara, menuju ruang cek, suasana sunyi... hati tambah kacau, dan kami memohon kepada petugas dengan mengatakan, "Ibu saya meninggal, tolonglah kami." 

Tidak ada pertolongan, hanya kata-kata, "Maaf ibu, sudah terlambat! Waktunya sudah lewat dan tiket dinyatakan hangus." Akhirnya, kami menerima kenyataan dan pulang dengan hati yang sedih, mempersiapkan keberangkatan keesokan paginya.

Dari peristiwa ini, saya teringat kisah sepuluh gadis yang mempersiapkan diri untuk menjemput mempelai pria pada momen pernikahan. Sangat ironis karena tidak ditetapkan waktu dan hari kedatangan mempelai pria. Akibat keterlambatan mempelai pria datang, akhirnya sepuluh gadis itu mengantuk dan tertidur. 

Sangat menyedihkan, ketika tengah malam sang mempelai pria datang, lima gadis tidak bisa masuk ke ruang pesta pernikahan karena terlambat mempersiapkan diri pada detik-detik terakhir kedatangan mempelai. Itulah konsekuensi pahit karena melalaikan waktu dan kesempatan. Lantas dijuluki lima gadis yang bodoh.

Agar terhindar dari kisah pilu yang  kami alami bersama keluarga, persyaratan jam keberangkatan jangan diabaikan karena waktu tidak akan kembali. Waktu itu sangat berharga!  Kita harus mengejar waktu. 

Waktu tidak dapat disesuaikan dengan situasi atau kondisi kita, baik atau sedih, waktu terus berputar. Ibarat jarum jam kehidupan hanya berputas sekali saja dan tidak  pernah terulang Latihlah diri untuk mengatur waktu karena kita tidak memiliki mesin pencetak waktu dalam hidup kita. Semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline