Lihat ke Halaman Asli

Demianus Nahaklay

TERVERIFIKASI

Announcer

Tradisi Unik Minum Air Sumur Tanpa Dimasak: Antara Kesehatan dan Kearifan Lokal di Dusun Poliwu Kabupaten MBD

Diperbarui: 8 November 2023   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/@boryslav/

Minum air sumur tanpa dimasak dapat membahayakan kesehatan karena air sumur dapat terkontaminasi oleh berbagai zat berbahaya seperti bakteri, virus, dan bahan kimia. Untuk memastikan keamanan air sumur, biasanya air sumur diuji secara berkala.

Jika ada keraguan tentang kebersihan air sumur, disarankan untuk mendidihkannya atau menggunakan metode penyaringan air yang sesuai sebelum dikonsumsi. Kesehatan sangat bergantung pada air yang diminum.

Pada tahun 70-80 an, di dusun Poliwu, yang merupakan bagian dari desa Tounwawan, Kabupaten Maluku Barat Daya, dengan ibu kota provinsi Maluku, terdapat suatu sumur alam yang unik.

Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan selalu melimpah air, bahkan selama musim kemarau panjang. Seluruh masyarakat dusun Poliwu menggunakan air sumur ini sebagai sumber air minum utama.

Masyarakat menimba air sumur menggunakan timba yang terbuat dari daun koli atau ceregen berukuran lima liter.

Uniknya, air sumur langsung dikonsumsi tanpa dimasak oleh seluruh anggota masyarakat, baik saat menimba maupun di rumah.

Meskipun praktik ini bertentangan dengan prinsip-prinsip kesehatan, masyarakat dusun Poliwu tetap sehat tanpa adanya penyakit diare atau sejenisnya.

Keunikan ini terasa jarang terjadi, namun merupakan fakta yang terjadi. Meskipun masyarakat setempat mengikuti perkembangan modern dan mengubah pola hidup sesuai dengan ilmu kesehatan, mereka tetap aman mengonsumsi air sumur bertahun-tahun lamanya.

Ulasan ini memberikan gambaran tentang keunikan masyarakat setempat, yang tentu berbeda dengan kebiasaan masyarakat lain di lingkungan geografis yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline