Lihat ke Halaman Asli

Perampok Berbaju Agama

Diperbarui: 16 Agustus 2022   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melihat fenomena akhir - akhir ini, menimbulkan banyak keresahan,, kehidupan manusia sudah terbiasa dengan kejahatan, dosa dan pengkhianatan. Manusia tidak peduli, cendrung memakan korban demi mencapai tujuan, mereka tidak peduli kepada agama, mereka tidak takut kpada Allah, mereka hanya melayani kebutuhan, nafsu hidup. 

Hal ini, tidak hanya terjadi di dunia sekuler, namu juga terjadi pada orang - orang yang kita angga sebagai contoh dan teladan, berbaju agama, memanfaat nama Tuhan dengan sempurna untuk mencapai kehendak mereka. semakin buas, sehingga menyeret banyak orang ke dalam kekecemaan kerena melihat kenyataan yang di pertontonkan. 

Tempat ibdah bukan lagi menjadi tempat yang sakral dimana Tuhan di hormati kehdairannya, namun banyak perampok yang berbaju agama berkeliaran di sana  penuh dengan haa napsu dan keserakahan, mereka mencuri, mereka merampas dengan terang -terangan. Berbagai dalil di pakai untuk membenarkan rencana mereka, tujuan mereka sebenarnya cuku jelas yaitu harta, kekayaa serta kedudukan, terlalu sering kita melihat, bagaiamana mereka saling, menyikut, mencederai, bahkan membunuh satu sama lain demi mencapai kehendak mereka. 

Sementara itu, sebagian besar mereka yang telah di sesatkan, menikmati cara hidup sama seperti para penyesatnya terbuai dengan rayuan kenikmatan, mereka menyebut nama Tuhan namun hanya di mulut, tapi hati mereka jauh dari Allah niat hati mereka hanya membuahkan kejahata, sama seperti pada masa Nabi Nuh 

Mereka mengambil apa saja yang merka mau, yang mereka sukai, mereka meninggalkan kehendak Allah dan bernyala -nyala dalam keinginan mereka. Harta dan kemewahan, membalut hidup mereke, tidak peduli pada sesama, menimbun untuk menikmati sendiri, kehidupan mereka sama seperti kebanyakan orang, jalan yang mereka abil tanpa hambatan, pada hal unuk melakukan kehendal Allah kita harus melawat jalan yang sempit dan sunyi, tidak mudah.

Seharusnya kita berintrospeksi, sadar akan dunia yang sedang  berubah, menuju kebinasaan dengan segala kehendaknya, alaram kebenaran harus terus menyala dalam diri kita, memiliki kesadaran penih akan kehendak Tuhan dalam hidup kita. selamat untuk berjaga - jaga, menaruh perhatian pada kebenaran sejati. Akhirnya, nabi boleh banya, rasul boleh banyak, namun Juru Selamat hanya satu NamaNya YESUS KRISTUS, percayalah kepadanya supaya kamu dan keluargamu di selamatkan. Amin 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline