Deskripsi bahasa atau system perlambangan manusia yang lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, dalam sebuah karangan etnografi, memberi deskripsi tentang cirri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan, beserta variasi-variasi dari bahasa itu.
seorang ahli antropologi akan terhambat dalam pekerjaan penulisan etnografinya, karena menulis sebuah buku tata bahasa dan kamus dari bahasa suku bangsa yang bersangkutan terlebih dahulu, hal itu sebaiknya diserahkan kepada seorang ahli bahasa saja. Namun pengarang etnografi tadi harus berusaha mengumpulkan data tentang ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa itu, luas batas penyebarannya, variasi geografi, dan variasi menurut lapisan sosialnya.
Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsanya dapat diuraikan pengarang etnografi dengan cara tepat menempatnya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga, dan sub keluarga bahasanya yang wajar, dengan beberapa contoh fonetik, fenologi, sintaksis, dan sematik, yang diambil dari bahan ucapan bahasa sehari-sehari.
Menurut M.Swades Kata dasar itu perlu dalam berbagai studi komparatif yang dapat dilaksanakan oleh para ahli liguistik atau ahli antroplogi lainnya. Salah satu studi komparatif seperti itu adalah analisis leksiko-statistik. Metode leksiko-statistik yang ditemukan oleh linguistic,. Beliau mempergunakan objek dari analisinya “perbendaharaan kata-kata dasar universal” (basic vocabulary) . kemudian ia telah menemukan kenyataan bahwa kalau suatu bahasa pecah menjadi dua, maka kedua anak-bahasa tadi masing-masing berubah dengan lambat, dan perubahan-perubahan itu juga mengenai basic vocabulary dari masing-masing anak bahasa. Contohnya dalam bahasa jawa misalnya, jelas ada perbedaan antara bahasa jawa yang di ucapkan oleh orang jawa purwokerto,tegal,Surakarta, atau Surabaya.