Hari-hari berlangsung beda. Semenjak kehadirannya, segala sesuatu dalam hidupku berubah menakjubkan.
***
Sudah hampir satu purnama kami bersama. Terus bersampingan menikmati indahnya siang dengan menahan dahaga. Dilanjut malamnya, bersama-sama melantunkan kalam suci. Syahdu pun terus memenuhi surau-surau hingga dini hari.
Sore ini, sore terakhir kami bersua. Tepat saat matahari terbenam diufuknya. Rama akan pergi.
"Rama.. Kamu benar akan pergi?" Tanyaku.
"Iya kawan. Sudah saatnya aku pergi." Ujarnya.
"Tapi aku belum siap berpisah denganmu Rama."
Dia tak menjawab. Senyumnya perlahan mengembang.
"Rama. Aku hanya takut jika kau pergi, aku kembali berubah dan tak lagi berbuat baik. Siapa lagi yang akan mengingatkanku pergi ke surau membaca kitab suci, mengingatkanku solat---" Kalimatku terhenti, air mata tiba-tiba mengalir deras "Itu berkatmu Rama."
"Kawan. Berhentilah berkata jika aku yang merubahmu. Itu tidak benar. Karena dirimu sendirilah yang melakukannya. Ada atau tiadanya aku, kamu adalah kamu. Aku hanya sebatas teman yang mengajakmu kepada kebaikan. Tidak lebih."