Beberapa bulan lalu menjelang hari raya ulang tahunku, seorang kenalan mengingatkan saya: pastor beberapa hari lagi ultah ya, undang-undang ya kalau ada acara makan-makan". Saya jawab pendek "makasih telah mengingatkn, kayaknya ga ada acara makan-makan kali ini, doa aja dari jauh ya". Memang saya tahu dia sedang bercanda, gimana mau hadir acara makan-makan, dia nun jauh di Flores sana, sementara saya di Sumatera Utara.
Persis ketika hari H dia mengirim ucapan selamat kepada saya : selamat ulang tahun. Tetap sehat dan panjang umur, oh iya satu lagi, kurangi rokok, ingat usia udah makin tua.
Begitulah secuil kisah tentang perayaan ulang tahun. Spesial,, iya. Disana ada rasa syukur, ada doa dan harapan, ada kesan dan pesan.
Hari ini, 17 Agustus 2021. Terasa spesial untuk saya, juga untuk bangsa ini, untuk kita semua. Merayakan ulang tahun ke-76 dengan status sebagai negara merdeka. Tentu sesuatu yang pantas disyukuri, dikenang dan dibanggakan.
Tentu yang dikenang pertama adalah para pahlawan yang telah menumpahkan darah demi meraih kemerdekaan. Yang mengabaikan nyawa demi kemerdekaan. Juga Soekarno dan Hatta pantas jadi kenangan abadi di sanubari bangsa ini. Karena perjuangan merekalah hari ini kita boleh bangga untuk merayakan kemerdekaan itu di usia yang ke-76.
Kenangan itu harus berbuah rasa syukur yang terimplementasi dalam komitmen untuk meneruskan perjuangan mereka dengan cara sekecil apapun.
Sebagaimana biasanya ketika kita menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada sahabat, keluarga atu kenalan pasti yang terngiang dalam ingatan kita kesan kita atas orang tersebut. Bahkan tak jarang kita diminta untuk menyampaikannya ktika kita hadir dalam acara ulang tahun tersebut.
Maka sebagai warga bangsa, sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepada bangsaku ini saya juga ingin menyampaikan kesan, kebanggaanku atas bangsa ini. tentu kalau mau diurai semua pasti banyak, tetapi minimal 4 (empat) hal menonjol yang dimiliki bangsa ini yang membanggakan saya, yang membuat saya tidak malu-malu mengakui diri sebagai anak bangsa ini, yakni:
1. Kaya dalam keberagaman
Bangsa ini beragam banget. Catat, pake banget. Ini artinya melampau batas wajar. Indonesia terdiri dari banyak Suku, bahasa daerah, kebudayaan, agama dan kepercayaan, tradisi dan kebiasaan lokal.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa di Indonesia terdiri dari ratusan suku dan bahkan ribuan jika dirinci dengan sub-sukunya. Bisa saja sejumlah itu pula banyaknya bahasa daerah. Waoh.., agama juga demikian, beragam.
Belum lagi bicara tentang makanan kas masing-masing suku, bisa membuat lapar bayanginnya ya. Sakit tergodanya bisa-bisa gagal diet. Siapa tidak tergoda dengan nasi tutug oncom dan empal gepuk, karedok, lotek di daerah sunda, soto betawi, gudeg jogyakarta, rujak cingur dan sate karak surabaya, papeda ambon, coto makasar, rendang dan sate padang, arsik, manuk napinadar di sumatera utara, pempek palembang sop konro dari sulawesi selatan, kue lontar dan pepeda papua, nasi lilit dan nasi jinggo di bali, jagung bose dan rumpu rampe di NTT, dan beraneka makanan kas lainnya.