Beberapa pekan terakhir ini nama Akidi Tio tiba-tiba populer. Berawal dari kisah heroik putri bungsunya, Heriyanti yang katanya menerima wasiat dari sang ayah untuk mendonasikan 2 T untuk kepentingan kemanusiaan, membantu dana penanggulangan Covid-19.
Serimonial penyerahaan simbolik juga tak kalah heboh. Melibatkan tokoh penting di Sumatera Selatan. Gubernur, Kapolda, Danrem serta seorang Guru Besar juga ikut dalam acara ini.
Selepas acara ini dunia maya gempita oleh beragam apresiasi. Banyak yang kagum, terharu dan sebagian ragu-ragu walau tak terungkap lisan. Pantas kagum karena dalam situasi pandemi yang mempengaruhi banyak sendi kehidupan termasuk mencekik perekonomian, tiba-tiba muncul sosok dermawan yang mau berbagi. Nilainya fantastis, 2 T.
Banyak yang berusaha menimba dan mengajak agar apa yang dilakukan oleh Akidi Tio kiranya menjadi inspirasi bagi masyarakat indonesia. Menanggalkan egoisme dan saatnya berpikir untuk kepentingan orang lain. sebuah ajakan yang sangat positif sebenarnya. Karena memang demikian, hal baik pantas diapresiasi dan diikuti.
Beberapa pekan berlalu, ternyata sumbangan 2 T belum kunjung terealisasi. Akidi Tio dan keluarga yang awalnya disorok-sorai, diagung-agungkan bagaikan pahlawan kita menjadi bahan tertawaan, cibiran dan ejekan.
Di layar televisi, di dinding surat kabar dan media sosial lainnya nama Akidi Tio berseleweran tapi kali ini tidak sebagai pahlawan, dermawan tetapi sebagai pesakitan, yang tercabik-cabik hinaan. Mirip seorang raja yang barusan naik tahta tiba-tiba turun tahta lantaran skandal. Sungguh, situasinya menjadi berbading terbalik.
Semua proses yang terkait dengan hal itu kini masih ditangani pihak kepolisian polda Sumatera Selatan. Pertanyaan dasarnya tetap sama: apakah rencana sumbangan 2 T ini batal? Jika iya, mengapa?
Spekulasi berseleweran, baik yang datang dari ahli maupun mereka yang sekedar ikut-ikutan tanpa disertai landasan pengetahuan dan data memadai. Intinya, sampai saat ini belum ada kepastian terkait dengan kasus ini.
Karena itu, saya juga tidak mau ikutan berspekulasi apalagi mengina Akidi Tio dan keluarganya. Saya hanya ikutan nimbrung untuk menimba hikmah dari peristiwa ini, yakni:
1. Pentingnya check and recheck (cek and ricek)
Peristiwa ini memberi pembelajaran akan pentingnya chek and ricek sebelum memutuskan sesuatu, atau sebelum mempercayai sesuatu.