Lihat ke Halaman Asli

Absennya Unsur "Mendidik" dalam Sistem Pembelajaran Daring

Diperbarui: 14 Juli 2021   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Absennya unsur "Mendidik' dalam Sistem Pembelajaran Daring

Sejak pandemi melanda negeri ini banyak lembaga pendidikan formal menyelenggarakan sistem pembelajaran daring. Secara ringkas sistem ini adalah model pembelajaran tanpa tatap muka langsung antara guru dan siswa tetapi keduanya dihubungkan lewat jaringan internet. 

Cara ini ditempuh karena dinilai lebih akomodatif dan aman dengan situasi pandemi. Meminimalisir kemungkinan adanya klaster baru di sekolah.

Dalam situasi normal, pilihan pembelajaran daring bukanlah suatu pilihan yang tepat dalam sebuah sistem pendidikan. Teristimewa untuk pendidikan dasar dan menengah. Sistem model ini menghilangkan minimal dua unsur fundamental dalam pendidikan yakni: unsur mendidik dan melatih. 

Pendidikan sejatinya tidak disempitkan hanya dengan urusan transfer pengetahuan teoritis kepada peserta didik melainkan sebuah upaya yang sistematis dan terencana untuk membina dan membentuk peserta didik menjadi manusia yang sesunggguhnya. 

Manusia yang sesungguhnya dalam konteks ini adalah pribadi yang sungguh menyadari jati dirinya sebagai manusia, yang memiliki kepribadian, cara hidup, pola pikir sebagaimana semestinya manusia. Tidak sekedar fisiknya manusia. Maka unsur mendidik adalah hal esensial dalam pendidikan.

Bagaimana unsur mendidik diejahwantakan? Unsur mendidik yang paling efektif terjadi melalui pengalaman kebersamaan. Pengalaman murid merasa disapa oleh gurunya, ditegur ketika indisipliner, dinasihati dan diberi pemahaman untuk memperbaiki sikapnya. Dan yang lebih utama lagi adalah ketika mereka melihat dan meneladani gurunya. Disanalah terjadi transfer 'nilai'.

Unsur mendidik memang bisa disisipin dalam sistem daring tapi tidak efektif. Ketika guru menentukan limit pengumpulan tugas dan selanjutnya ia konsisten untuk memberi sanksi bagi yang terlambat maka disana guru tersebut sedang menjalankan fungsi 'mendidik'. Mengajarkan siswa untuk disiplin dan menghargai waktu. Tetapi sekali lagi ini tidak efektif. 

Akan jauh lebh efektif ketika murid melihat sendiri dan meneladani gurunya yang disiplin. Karena pepatah mengatakan: bicara itu mengajak, tetapi keteladanan menarik, artinya, daya pikat keteladanan lebih kuat.

Tetapi apa mau dikata, pandemi sampai saat ini belum kunjung berakhir. Pilihan daring tetap dianggap pilihan terbaik dari sisi kemanusiaan. Nilai kehidupan menjadi prioritas. Maka, hemat penulis orang tua harus mengambil peran 'mendidik' yang absen dari sekolah, yang tidak bisa diakses oleh peserta didik dari gurunya. 

Peran ini harus dijalankan serius oleh orang tua agar unsur mendidik tidak lenyap sekalipun daring sehingga anak tetap bertumbuh dan berkembang secara intelektual dan psiko-sosial-spiritual. Dalam konteks ini orang tua tidak hanya menyediakan sarana dan fasilitas teknologi yang memungkinkan anak untuk bisa belajar daring melainkan mendampingi anak dalam belajar serta membina kepribadian anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline