Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UMP Kelompok 099 Desa Petahunan

Diperbarui: 19 Agustus 2023   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN 099 UMP/Dokpri

Desa Petahunan, Banyumas - Mahasiswa Kelompok Kerja Nyata (KKN) 099 Desa Petahunan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) telah melaksanakan salah satu Program Kerja Pelatihan Pembuatan Inovasi Olahan Makanan Krila (Kripik Kelapa)

Desa Petahunan merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Banyumas, yang berjarak sekitar 27 km dari Pusat Pemerintah Kabupaten Banyumas. Secara Administrasi Desa Petahunan termasuk dalam wilayah Kecamatan Pekuncen dan berada di Daerah Selatan yang berjarak sekitar 4,5 km dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Pekuncen.

Bapak Rohmat Fadli selaku Kepala Desa Petahunan memberitahu mengenai potensi unggulan Desa Petahunan Kecamatan Pekuncen adalah terletak pada sumber daya alam yang sangat di mungkinkan untuk dikembangkan salah satunya yaitu Kelapa. Menurut data yang ada, sebagian besar warga desa Petahunan menggantungkan hidupnya dari sektor Pertanian dan Sektor Industri Gula Kelapa Ada sekitar 90 hektar tanah persawahan, yang terdiri dari : 93 Ha sawah tadah hujan.

Pada kesempatan kali ini Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Muhammadiyah Purwokerto dari kelmpok 099 di dukung oleh Kepala Desa Petahunan Bapak Rohmat Fadli dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Fitriyani, M.S.Farm, Apt. Terjun langsung bersama masyarakat yang ada di Desa Petahunan untuk melakukan pelatihan pembuatan krila (kripik kelapa).  

Pada pelatihan pembuatan krila ini mahasiswa memilki tujuan untuk mendemonstrasikan cara pembuatannya, peluangnya dan juga saling sharing dengan masyarakat desa yang mungkin sudah jauh lebih mengetaui cara mengolah makanan dengan bahan kelapa mulai dari pengolahannya agar sempurna untuk keawetannya, teksturnya dan yang pasti tingkat kematangannya. Oleh karena itu, kami mahasiswa membuat inovasi makanan di desa ini juga untuk menjadi peluang bagi masyarakat Desa Petahunan.

Sosialisasi mahasiswa dan masyarakat yang berujung diskusi ini membahas tentang bahan dan alat apa saja yang di gunakan dalam pembuatan krila. Bukan hanya itu saja, mahasiswa dan masyarakat juga mencari tahu apa saja yang harus mengimbangi produk yang akan kami buat mulai dari cara pemasaran, inovasi rasa, pengemasan, dan harga jual. Dengan mengetahui semua hal tersebut mahasiswa menjadi tahu apa saja yang harus di tambahkan, dikurangi bahkan dihilangkan untuk mendukung produk krila yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Petahunan.

Mahasiswa memilih untuk memodifikasi makanan krila mulai dari varian rasa, pengemasan, cara pemasaran. Pada varian rasanya mahasiswa menambahkan varian rasa balado, untuk pengemasan produk ini menggunakan kemasan yang dapat membuat produk tersebut menjadi tahan lama yaitu standing pouch dikarenakan makanan tersebut tidak menggunakan pengawet. Produk krila ini sudah di buktikan dapat bertahan selama13 hari, oleh karena itu nanti dalam kemasannya juga sudah dipikirkan untuk mencantumkan tanggal expirednya dan hal tersebut akan dihitung dari tanggal pembuatan. Untuk pemasarannya kami berencana menggunakan digitalisasi melalui vidio atau foto yang di unggah di media sosial.

Harapannya, produk krila ini dapat meningkatkan perekonomian UMKM di Desa Petahunan. Melalui inovasi ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Petahunan tentang kelapa yang dapat diinovasikan menjadi sebuah keripik yang dapat memiliki nilai jual.

KKN 099 UMP/Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline