Lihat ke Halaman Asli

RRI di Mata Generasi Muda

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebagai generasi muda menginjakkan kaki di RRI untuk pertama kalinya merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Tetapi ketika ditanya... Siapa yang bangga sbagai pendengar RRI? Hmmmm, ... Siapa yaa? Seribu alasan mengapa sekarang generasi muda tidak kenal dengan RRI apalagi mendengarkan RRI? Sekelompok generasi muda yang tergabung dalam radio komunitas Era fm UNJ bekunjung ke RRI dengan salah satu tujuannya yaitu untuk menjawab seribu alasan tersebut. Kedatangan kami disambut hangat oleh pihak RRI. Luar biassaaa, kami disambut oleh bapak Zulhaqqi Hafiz selaku Kepala Satuan Pengawas Internal ( SPI ) RRI beserta jajarannya *serasa tamu penting, padahal kita bukan apa-apa*. Selama disana kami diberi banyak ilmu terutama tentang broadcasting dan informasi perkembangan RRI sebagai radio publik. Pada tahun 90an RRI yang sebelumnya Perusahaan Jawatan berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Tugasnya siaran yang bersifat memberi layanan kepada masyarakat. RRI juga bersifat netral, tidak komersialisme, dan melayani kepentingan masyarakat. Sebelum brangkat saya sempat meminta pendapat teman-teman tentang alasan mengapa tidak pernah mendengarkan RRI. Alasan mereka sangat beragam mulai dari lagu-lagunya gak update, masih beranggapan RRI itu radio jaman perjuangan, penyiarnya bukan anak muda yang gaul, dll. Lalu apakah yang menjadi penyebabnya? Apakah radionya yang tidak bagus? Ibu Awanda Erna selaku Kepala Bidang Perencanaan & Produksi RRI Jakarta berpendapat bahwa, " RRI itu tidak bagus ukuran siapa?" Saya sependapat dengan beliau. Sebuah radio apapun tidak terkecuali RRI, jika dikatakan tidak bagus itu menurut siapa dan dipandang dari aspek mana. Seperti saya sendiri yang sebelumnya menganggap RRI itu tidak bagus. Hal tersebut karena sepengetahuan saya, RRI sekedar siaran berita, tidak membahas tren masa kini dan tidak memutarkan lagu-lagu masa kini. Secara secara psikologis, orang Indonesia kesulitan untuk menghilangkan suatu persepsi bahwa RRI sebagai radio jaman perjuangan dulu, dan  kesadaran kita pun kurang untuk mengetahui perkembangan RRI lebih lanjut. Pada umumnya generasi muda masa kini memandang RRI sebagai radio tua yang hanya menyiarkan berita. Tetapi itu semua tidak tepat, RRI memiliki banyak program, yaitu: - PRO 1  Ragam musik & informasi  FM 91,2 - PRO 2  Gaya Hidup  FM 105 - PRO 3  Jaringan Berita Nasional  FM 88,8 AM 999 SW 11860 - PRO 4  Pendidikan & Budaya  FM 92,8  AM 1332  SW 9680 - V.O.I   Siaran Luar Negeri  SW 15150  SW 11785  SW 9525 Selain itu kita juga bisa live streaming semua program RRI di www.rri.co.id. Nah,, program RRI sekarang sudah beragam, sekarang kita tumbuhkan kesadaran untuk mendengarkan siaran RRI. Namun disamping itu radio-radio swasta bergenre anak muda tumbuh sangat pesat, mereka berlomba-lomba untuk memikat hati anak muda untuk menjadi pendengar setianya. Bermodalkan lagu-lagu baru, tren masa kini, acara off air yang seru, dan yang terpenting penyiarnya bagian dari generasi muda yang gaul tapi tetap profesional dan berwawasan luas. Pada saat ini yang menjadi permasalahan dari RRI yaitu sumber daya manusianya. Sebagian besar pegawai RRI merupakan PNS yang sudah cukup berusia. Sedangkan untuk menarik pendengar anak muda, seharusnya memiliki tenaga muda profesional yang kompeten dalam mengelola program bergenre anak muda. Sehingga tidak lagi ada persepsi bahwa RRI sebagai radio jaman dulu. Kita sebagai generasi muda dan pihak RRI sendiri sangat menginkan RRI sebagai media informasi yang sangat bermanfaat bagi msyarakat Indonesia. Mari wujudkan harapan itu bersama-sama!

Generasi muda.... Ayoo kita jadi pendengar RRI radio publik kebanggaan bangsa!! RRI "sekali di udara, tetap di udara" [caption id="attachment_212353" align="aligncenter" width="300" caption="foto bersama"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline