Lihat ke Halaman Asli

Nur Yahya

Guru Sejarah Indonesia

Konferensi Meja Bundar dan Strategi Diplomasi Indonesia

Diperbarui: 18 Maret 2020   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam upaya mempertahankan kemerdekaannya bangsa  Indonesia melakukan berbagai strategi untuk menangkis serangan-serangan dari Belanda,setelah beberapa kali Belanda melakukan kekerasan untuk meredam kemerdekaan indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945.

Akan tetapi kekerasan demi kekerasan yang di lakukan Belanda justru memperoleh kecaman dari dunia. Sadar akan adanya berbagai kecaman tersebut Belanda mengubah strateginya dengan jalur diplomasi,salah satu diplomasi yang di lakukan adalah konferensi meja bundar.

Konferensi meja bundar yang di langsungkan pada tanggal 23 bulan Agustus sampai pada tanggal 2 november 1949 di kota Den Haag.Setelah Indonesia 3 kali melakukan perundingan dengan Belanda,baik perundingan Linggarjati,perjanjian Renville dan perjanjian Roem-Royen, ketiganya secara defacto mempersempit wilayah Indonesia.

Konferensi meja bundar yang di ketuai oleh Willem Dress perdana menteri belanda saat itu,kemudian delegasi Indonesia di wakili oleh Drs.Moh.Hatta,delegasi Belanda di wakili oleh Johannes Henricus van Maarseveen dan terakhir delegasi dari UNCI Thomas Kingston Critchley,menghasilkan butir-butir kesepakatan antara lain:

(1)Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.(2)Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.(3)Masalah Irian barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu satu tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.(4)Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan uni Indonesia Belanda yang di kepalai raja Belanda.(5)Kapal-kapal perang Belanda akan di tarik dari Indonesia dengan catatan beberapa kapal perang kecil(korvet) akan di seahkan kepada RIS.(6)Tentara kerajaan Belanda segera mungkin di tarik mundur,sedangkan KNIL(tentara kerajaan Hindia Belanda) akan di bubarkan dengan catatan para anggotanya yang di perlukan akan di masukkan dalam kesatuan TNI.

Dengan melihat keenam poin hasil konferensi meja bundar tersebut,jelaslah bahwa posisi nilai tawar Indonesia dalam perundingan tersebut masih jauh dari yang di harapkan oleh bangsa Indonesia secara umum

Tetapi apa boleh buat bahwa hasil tersebut merupakan hasil maksimal yang bisa di lakukan oleh bangsa Indonesia melalui delegasinya.Namun harus kita akui bahwa Konferensi meja bundar merupakan salah satu perundingan yang paling di anggap sukses dari pada 3 perundingan sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline