Lihat ke Halaman Asli

Sesulit Apapun Hidupmu, Tetaplah Membaca Buku

Diperbarui: 10 November 2024   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Seperti halnya perut yang harus diisi setiap hari biar tetap hidup, demikian pula otak harus senantiasa diisi dengan asupan pengetahuan melalui jalan membaca. Membaca berarti memasukkan gizi berupa pengetahuan, teori, pengalaman manusia lain dalam menjalani kehidupan, kedalam otak untuk suatu saat kita gunakan dalam kehidupan kita yang dinamis ini. 

Tidak ada kewajiban kepada pembaca untuk menangkap 100 persen isi dari buku yang dia baca. Sebagian isi buku yang bisa ditangkap oleh pembaca, atau bahkan jika lebih sedikit dari yang dia baca yang bisa ditangkap, tidaklah mengapa. Membaca bukan sekedar menangkap pesan apa yang ada dalam buku, tetapi dengan membaca otak akan menemukan kosa kata baru yang itu bisa memperkaya perbendaharaan kata si pembaca saat berkomunikasi dengan orang lain. Dengan kosakata yang bertambah banyak, maka komunikasi bisa semakin mengasyikkan dan akan nyambung ngobrol dengan semua level manusia yang ada. 

Sayangnya manusia Indonesia belum terbiasa membaca atau membaca sebagai sebuah kebutuhan. Sebagaimana yang sering kita dengar bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduknya malas membaca dan lumpuh menulis. Bahkan di dunia akademik sekalipun, orang orang yang seharusnya membaca dan menulis menjadi sebuah kebutuhan, faktanya membaca masih menjadi hal yang langka dan menulis ilmiah menjadi hal yang lemah dan banyak terjadi plagiat demi tujuan tujuan yang pendek. 

Hernowo dalam bukunya andaikan buku sepotong pizza, menuliskan bahwa, untuk menjadi penikmat buku, tanamkan dalam otak andaikan buku itu sepotong pizza, siapa yang tidak tertarik dengan pizza, semua orang pasti suka pizza. Demikian juga jika kita menjadikan buku itu sesuatu yang menarik, seperti pizza tadi, maka otomatis kita akan melahapnya dengan rakus. Dan menikmatinya tidak harus menghabiskan dalam satu waktu, atau segera menghabiskan buku yang kita baca, tetapi bacalah lembar demi lembar sembari mencerna apa yang disampaikan oleh buku itu. Dengan membaca buku lembar demi lembar sambil menikmatinya, maka dipastikan banyak yang bisa diserap dari sebuah buku. 

Dan untuk memaksimalkan apa yang kita serap dari sebuah buku, tukislah apa yang sudah kita baca, apa yang kita pahami dari buku yang sudah kita baca, bisa di buku atau di HP supa lebih praktis. Dengan demikian apa yang kita baca bisa lebih kekal karena sudah dituliskan, sebagaimana Ali bin Abi Thalib pernah berkata ikatlah ilmu dengan tulisan. Dan jika kita ingin mengingat kembali tentang apa isi buku yang telah kita baca itu, maka kita tinggal membuka kembali catatan tentang pemahaman isi buku yang sudah kita tulis. 

Jadi tetaplah membaca buku apapun yang terjadi, supaya hidup lebih kreatif, lebih bermakna, dan pastinya punya banyak ilmu untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan yang tidak mudah ini. Dan kalaupun tidak mudah mendapatkan buku dalam bentuk cetakan kertas, bisa karena mahal atau tidak terjangkau karena lokasi, sekarang banyak perpustakaan digital yang bisa diakses dengan gratis dan mudah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline