Anak yangg nakal, misalnya suka bolos, jarang masuk atau bahkan tawuran sekalipun, puncak kenakalan yang membahayakan nyawa anak tersebut, biasanya terlahir dari orangtua yang tidak beres. tidak beres dalam artian orang tua bercerai sehingga anak tidak terurus, atau tidak bercerai tetapi dua duanya sibuk bekerja sehingga anak dititipkan oleh orang tua kepada kakek dan neneknya.
Maka PR pendidikan hari ini adalah terjadinya sinergi yang harmonis antara guru atau sekolah dengan pihak orang tua. Orang tua membentuk mental anak menjadi baik, pantang menyerah, selalu berinovasi dengan hal baru, sementara guru berperan dalam meningkatkan pengetahuan dengan menyasar kognitif anak supaya menjadi manusia yang cerdas dan berakhlak, serta memberikan pengalaman belajar yang menarik di sekolah dengan mengeksplor kemampuan motorik dan kognitifnya.
Karena guru tidak bisa mendidik supaya anak memiliki akhlak yang baik secara maksimal karena waktu anak terbatas di sekolah, sementara di rumah anak lebih banyak berinteraksi dengan orang tua. jadi logika yang salah jika orang tua 100% menyerahkan pendidikan anaknya 100% pada pihak sekolah tanpa keterlibatan orang tua tentu dalam mengawasi perkembangan akhlak mereka, bagaimana mereka berhubungan dengan temannya, dengan masyarakatnya, tingkah lakunya yang semua itu butuh bimbingan orang tua sebagai pihak terdekatnya.
terkadang juga banyak ditemui anak anak yang nakal jika dilaporkan oleh pihak sekolah kepada orang tuanya mereka sangat ketakutan, artinya boleh jadi anak tidak takut kepada gurunya, tetapi kepada orang tuanya dia takut. Maka jelas sekali disini harus sinergi antara orang tua dan guru di sekolah. karena itu tadi banyak kasus, orang tua banyak yang tidak peduli dengan tumbuh kembang mental anak karena sudah dipercayakan penuh pendidikannya kepada sekolah. guru harus sering memberikan kabar bagaimana keadaan anak di sekolah kepada orang tua, begitu juga orang tua harus menanyakan bagaimana keadaan anaknya di sekolah, apakah sesuai harapan atau malah liar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H