Lihat ke Halaman Asli

Nurwita Cmc

Mahasiswa STKIP yapis dompu

Tercipta Lingkungan Belajar yang Positif

Diperbarui: 6 Januari 2024   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh nurwita

Lingkungan yang positif dalam pembelajaran, dibutuhkan kesadaran dan toleransi antar individu dan kelompok, terutama ketika proses pembelajaran berlangsung. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan terciptanya saling menghargai satu sama lain. Semua perbedaan yang ada akan hilang batasannya, karena setiap orang memiliki keunikannya masing-masing. Ditambah lagi, bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya, ras, agama. 

Lingkungan belajar yang positif harus diimbangi oleh semua individu yang terlibat didalamnya, saling bahu membahu, antara siswa dan guru. Siswa dengan siswa, karena nilai-nilai setiap individu atau kelompok berbeda sesuai dengan lingkungannya. Salah satu yang sulit dilakukan dalam kelas adalah saling berempati, terutama ketika teman sedang berbicara, harus ada kesadaran dan kerelaan untuk mendengarkan. Jika semua sudah berjalan dengan baik, maka setiap individu dengan mudah menyampaikan ide-idenya, tanpa merasa takut diremehkan dan diejek. Tidak akan ada kesalahpahaman sudut pandang, karena dicermati dengan baik.

Menurut ViseCoach.com, ditulis oleh Super Admin dengan judul artikel Menciptakan lingkungan belajar yang positif pada anak. Sebagai orang tua dan pendidik, menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi anak sangatlah penting. Lingkungan belajar yang baik dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada keberhasilan akademik anak, serta membantu dalam perkembangan kesejahteraan emosional mereka. Lingkungan belajar yang positif juga memberikan ruang bagi anak untuk mengembangkan kebebasan berpikir dan kreativitas mereka. Menurut Slameto (2012), menjelaskan bahwa lingkungan belajar merupakan sumber belajar yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Setiap niat bagi selalu didukung oleh pujian yang memadai. Jika siswa lain berargumen, maka siswa dan guru bertepuk tangan, sebagai ungkapan keberhasilannya dalam menyampaikan argumennya dengan baik. Sebaliknya, guru juga mengucapkan pujiannya dengan lisan dan transparan, untuk memotivasi siswa lebih berani berekspresi pada saat proses belajar mengajar. Tentu tindakan yang sederhana, tapi mampu memotivasi individu melakukan sesuatu yang lebih baik. Disadari atau tidak, membentuk lingkungan belajar yang positif akan menjadi mudah dan menyenangkan.

Salah satu hal yang menjadi kendala banyak orang, ketika terjadinya konflik apalagi saat proses belajar mengajar. Akan ada saja individu yang tidak mau mematuhi aturan yang dibuat bersama, ketika beradu argumen tidak mau kalah, bahkan menciptakan ketegangan yang berujung emosi. Tentu, guru harus bisa mengatasi konflik dengan cara bijaksana, tidak malah tersulut emosi yang berujung pengusiran dari kelas. Akan lebih baik menghentikan segera, dan menjadikannya tugas rumah, lalu mengganti topik lain, agar suasana kembali tenang.

Memang tidak mudah untuk menciptakan lingkungan yang positif, namun saling menghargai adalah cara terbaik untuk mengatasi semua masalah. Tentu didukung dengan cara menjadi pendengar yang memiliki empati terhadap individu lain. Melalui pujian demi pujian yang akan memotivasi individu untuk lebih baik lagi. Tugas guru adalah tetap menjaga lingkungan belajar yang baik, dengan tetap bijaksana dalam menghadapi setiap konflik yang ada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline