Lihat ke Halaman Asli

Nurwendo Haricahyadi

Anak Kolong Yang Gemar Menulis

Setelah QRCBN, Muncul QRSBN

Diperbarui: 27 Desember 2022   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : www.qrsbn.org 

Sumber gambar : www.qrsbn.org 

Selamat malam sobat, 

Siang ini selepas makan siang dan melakukan order cetak buku secara online di percetakan Buring Depok, saya menyempatkan buka mbah Google. Saya mendapatkan sebuah informasi baru tentang lisensi sebuah buku.

Kalau sebelumnya saya sudah mengenal ISBN (International Standard Book Number) dan QRCBN (Quick Response Code Book Number) dimana buku buku saya sudah memiliki lisensi dari keduanya. Sekarang saya mendapatkan nama baru yakni QRSBN (Quick Response Code Standard Book Number).

Ketiga lisensi tersebut sama-sama berfungsi sebagai pengidentifikasi sebuah buku. Bila ISBN menggunakan barcode sedangkan QRCBN dan QRSBN menggunakan QR Code.

Seperti yang saya baca di sukabumiberita.com (23/22/2022) bahwa layanan QRSBN ini disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

Menurut artikel tersebut, ada dua jenis QRSBN. Boleh pilih salah satu, atau dua-duanya. Tinggal centang di formulir pendaftarannya.

  1. Untuk buku cetak,
  2. Untuk buku elektronik

Selanjutnya setelah membaca dari website layanan QRSBN, syarat mengurus QRSBN dan ISBN ternyata sama.

Yang membedakan layanan QRCBN dengan ISBN dan QRSBN adalah QRCBN tak menerlukan syarat yang harus dipenuhi oleh Penerbit untuk bisa mendapatkan QR Code. Kemudian QRCBN juga membuka peluang penulis menerbitkan bukunya sendiri atau biasa disebut dengan Self-Publisher untuk mendapatkan QR Code. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline