Lihat ke Halaman Asli

Nurwendo Haricahyadi

Anak Kolong Yang Gemar Menulis

Batu Pirus Pinklon

Diperbarui: 5 Februari 2022   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumen pribadi 

Saya mengenal Pirus Pinglon pada tanggal 3 Maret 2017. Saat itu saya melihat di lapak
online langganan saya yang menjual sebuah bongkahan batu Pirus yang oleh pelapaknya disebut sebagai batu Pirus Pinglon atau Sodalite.

Berbeda dengan batu Pirus yang pernah
saya lihat, batu Pirus Pinglon ini berwarna mayoriras biru tua namun ada guratan warna
putih yang membuat batu akik tersebut terlihat menarik.

Tanpa pikir panjang, sayapun memutuskan untuk membeli bongkahan batu Pirus Pinglon
tersebut yang saya lihat di spesifikasinya ukuran bongkahan batu Pirus Pinglon itu cukup
besar.


Tiga hari berselang bongkahan batu Pirus Punglon sudah tiba di rumah saya. Bongkahan
batu Pirus Pinglon tersebut lalu saya rendam dengan air hujan. Dalam kondisi basah,
guratan putih dari bongkahan batu Pirus Pinglon tersebut terlihat lebih jelas.


Setelah terendam air hujan selama beberapa hari, tanggal 10 Maret 2017 bongkahan
batu Pirus Pinglon saya bawa ke tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok
setelah membuat janji dengan Edo sang pengrajin. Di kiosnya, Edi sudah menunggu saya
dan siap meng-GOSPOL bongkahan batu Pirus Pinglon untuk menjadi sebuah batu cincin.


Edo sempat mengagumi keindahan batu Pirus Pinglon tersebut dan dia mengatakan baru
melihat jenis batu ini. 

Setelah Edo memecah bongkahan batu Pirus Pinglon menjadi tiga bagian maka yangnsatu
bagian saya berikan ke Edo kemudian satu bagian lagi dibuat sebuah batu cincin dan
sisanya saya bawa lagi ke rumah.


Sekitar satu jam, Edo sudah menyelesaikan pekerjaannya dan memasang batu cincin
Pirus Pinglon ke sebuah cincin berdimensi 20 mm x 15 mm. Setelah menjadi sebuah batu
cincin, warna biru Pirus Pinglon terlihat lebih terang manyala demikian pula guratan putihnya yang begitu indah.

Pada tanggal 16 Februari 2019, bongkahan batu Pirus Pinglon yang tersisa setelah
terendam air hujan selama dua tahun lebih lalu saya jadikan sebuah batu cincin
berdimensi 25 mm x 18 mm.

 Pembuatan batu cincin Pirus Pinglon dilakukan oleh Dedi,
sang pengrajin yang juga membuka kiosnya di Pasar Segar Depok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline