Lihat ke Halaman Asli

Nurwendo Haricahyadi

Anak Kolong Yang Gemar Menulis

Batu Black Opal Kalimaya Banten

Diperbarui: 21 Agustus 2021   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Dokumen pribadi

Saat itu tanggal 6 Februari 2019, seorang pelapak online memberikan tiga buah
bongkahan batu Black Opal Kalimaya asal daerah Banten. Batu Black Opal ini terkenal
"jarong"nya yang begitu indah mempesona. 

Namun bongkahan batu Black Opal yang saya punya ini masih sangat mentah alias belum ada jarongnya. 

Keindahan batu Black Opal Kalimaya ini memang terdapat pada corak warna-warni yang
muncul di dalam batu seperti kerlap kerlip lampu disko yang disebut sebagai jarong. Yang
paling menarik dari Black Opal Kalimaya asal Banten variasi warna jarongnya lebih banyak
dibanding dengan batu Opal dari belahan lain di dunia, misalnya batu Opal dari Wello
Ethiopia atau batu Opal dari Australia.

Selepas pemberian itu, tiga buah bongkahan batu Black Opal Kalimaya tersebut saya
rendam dengan air hujan dan sesekali saya ganti dengan air hujan yang baru.

Ketika saya ganti rendaman air hujan di awal bulan Oktober 2019, saya sempatkan
melihat lebih seksama satu dari tiga buah bongkahan batu Black Opal Kalimaya.

Bongkahan batu Black Opal Kalimaya yang saya amati, saya melihat muncul bintik bintik
putih di bongkahan batu tersebut. 

Bintik bintik putih tersebut yang menurut info yang saya dapat dari media adalah calon
jarong. Bintik bintik putih tersebut nantinya akan berubah warna menjadi warna merah,
biru atau hijau.

Nampaknya, rendaman air hujan cukup ampuh untuk mempercepat munculnya jarong pada batu Black Opal Kalimaya. Kemudian timbul niat saya untuk membuat sebuah batu cincin dari bongkahan batu Black Opal Kalimaya tersebut.

Pada tanggal 21 Oktober 2019, saya bawa bongkahan batu Black Opal Kalimaya ke
tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok. Dedi sang pengrajin sudah ready
untuk meng-GOSPOL bongkahan batu Black Opal Kalimaya menjadi sebuah batu cincin.

Sebelum di-GOSPOL, saya minta Dedi untuk mencari bagian dari bongkahan batu Black Opal Kalimaya yang banyak menampakkan bintik bintik putih calon jarong. 

Saat melakukan GOSPOL, Dedi sempat gagal karena batu cincin yang sudah hampir
selesai terbelah menjadi dua bagian. Menurut Dedi, batu Black Opal Kalimaya memang
mudah pecah saat di GOSPOL dan harus hati hati dalam proses memolesnya. Kemudian
Dedi kembali memotong bongkahan batu Black Opal Kalimaya yang sudah banyak bintik bintik putihnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline