Terjadinya pelecehan seksual ditengah masyarakat saat ini sudah tidak terhitung lagi, bahka setiap harinya ada saja kita jumpai headline berita tentang pelecehan seksual.
Seperti berita yang baru-baru ini disalah satu media, yang mengabarkan bahwa adanya dugaan pelecehan seksual yang terjadi salah satu dikampus yang ada di Kalimantan Timur.
Dugaan pelecehan seksual ini mencuat karena adanya laporan dan aksi unjuk rasa yang digelar oleh sejumlah mahasiswa setempat yang mengecam dugaan pelecahan seksual tersebut agar diusut tuntas dan pelaku dicopot dari jabatannya sebagai organisasi kampus dan dikeluarkan dari kampus.
Tak hanya itu, mahasiswa juga mendesak agar pihak kampus melaksanakan Surat Keputusan (SK) Dirjen Pendis Nomor 5494/2019, serta menciptakan ruang aman dan bebas dari pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Kepada Kaltimtoday.co, pendamping pelapor dugaan pelecehan seksual yang dilakukan SAF, Nawal mengungkapkan, pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk menganalisis dugaan pelecehan seksual tersebut.
Saat ini, penyusunan kronologis sedang dilakukan. Sebelumnya, pelapor yang mengaku sebagai korban sempat melapor ke Dewan Mahasiswa (DEMA) kampus pada 5 Juni 2022.
Pelapor mengaku telah mengalami dugaan pelecehan seksual sejak 2020 silam. Pendamping pelapor, Nawal menyebut kemungkinan ada 17 yang diduga sebagai korban.
"Sekarang dalam penyusunan kronologis. Diperlukan analisis bentuknya pelecehan atau ada kekerasan juga," kata Nawal. Nawal mengaku, mendapat informasi terduga pelaku sudah menghadap ke rektorat dan mengklaim tindakan yang dia lakukan ke pelapor tidak ada pemaksaan.
Mau sama mau. Meski begitu, dia menegaskan, penyusunan kronologis harus selesai dan jelas. "Korban (pelapor) kami akan tawarkan pendampingan psikologis. Jadi, korban ditangani dan terduga pelaku juga harus ditindak," tuturnya. Dikutip dari Kaltimtoday.co Selasa, 11 Oktober 2022.
Terjadinya pelecehan seksual didunia kampus merupakan hal yang sudah biasa dan memang sering terjadi. Sangat miris sekali, dimana kampus adalah tempat yang seharusnya melahirkan generasi yang terdidik dan orang-orang yang hebat, namun yang terjadi justru sebaliknya, dimana para generasi semakin hari mengalami kemunduran dan kerusakan moral, akibat terjebak dengan pergaulan bebas yang semakin tidak terkendali.
Hal ini terjadi karena memang banyaknya peluang dari berbagai sisi dan ditambah lagi negara yang menganut paham sekularisme akut, juga memberikan fasilitas seperti paham-paham kebebasan yang salah satunya adalah kebebasan berperilaku, hal ini yang membuat perilaku para pemuda semakin tidak terkontrol karena tidak adanya batasan yang jelas.