Pemanasan global menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini karena tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja dengan bukti di banyak kota dan desa cuaca semakin panas, melainkan hampir seluruh belahan dunia (Siagian, 2023). Masalah pemanasan global mulai diangkat ke permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil tahun 1992. Pemanasan global atau yang dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai global warming merupakan fenomena meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di permukaan bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 0.18 C. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer (Utina, 2009).
Fenomena ini global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil (minyak bumi, batu bara, gas alam) untuk energi dan transportasi dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan tersebut menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2) melalui proses yang disebut efek rumah kaca. Disebut efek rumah kacak karena prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi untuk menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah kaca terjadi karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda yang ada di dalam rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, sehingga udara panas tidak dapat keluar yang disebut dengan greenhouse effect (Mulyani, 2021).
Dampak pemanasan global baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia di antaranya adalah sebagai berikut:
- Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam.
- Perubahan pola cuaca dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kekeringan.
- Peningkatan risiko kesehatan manusia, termasuk penyebaran penyakit tropis ke daerah baru.
- Punahnya berbagai jenis fauna dan flora.
- Menyebabkan kelaparan dan kemiskinan akibat perubahan cuaca yang ekstrem yang dapat memicu kelaparan karena sumber makanan berkurang.
- Meningkatnya volume air laut akibat mencairnya es kutub.
- Memicu kebakaran hutan dan kabur asap karena suhu udara semakin tinggi akibat pemanasan global.
- Krisis air bersih karena pemanasan global dapat membuat air dalam tanah menguap sehingga air bersih sulit didapatkan.
Solusi untuk mengurangi dampak dari pemanasan global adalah sebagai berikut:
- Konservasi lingkungan dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di lahan-lahan kritis.
- Membatasi peningkatan emisi karbon di atmosfer dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki.
- Menggunakan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara).
- Mematikan alat elektronik saat tidak terpakai.
- Menghemat air
- Melakukan 3R(Reduce, Reuse, dan Recycle)
- Mengkampanyekan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan penerapan untuk menjaga alam dan lingkungan
Daftar Pustaka
Mulyani, A. S. (2021). Pemanasan global, penyebab, dampak dan antisipasinya.
Utina, R. (2009). Pemanasan global: dampak dan upaya meminimalisasinya. Jurnal Saintek UNG, 3(3), 1--11.
Siagian, H. F. (2023, September 26). Retrieved from Kementerian Keuangan Republik Indonesia: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lahat/baca-artikel/16465/Pemanasan-Global-Penyebab-Dampak-dan-Cara-Menyikapi-serta-Menanggulanginya.html
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/29/183000269/12-dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan