Teriknya panas matahari di Irak sangat menyiksa diri, dengan memakai jaket hitam dan bekerudung hitam, seorang perempuan dan seorang laki-laki berada pada bekapan orang-orang yang bersenjata. Tidak tahu harus apa, yang ada pada benak mereka adalah kematian. Bagaimana tidak, niat hati ingin mengunduh informasi mengenai Pemilu di Irak, nasib apes tidak pernah luput dari kehidupan malah menjadi korban sandera teroris. Bergerak sedikit akan tidak bernyawa. Mereka bingung harus bagaimana. 3 hari berasa satu bulan, penyanderaan ini menjadi sebuah memoir buruk bagi mereka yang senantiasa menjalankan tugas demi seonggok uang.
Meutya Viada Hafid atau biasa disebut dengan Meutya Hafid merilis sebuah buku yang berjudul "168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak". Mengulas balik kejadian tahun 2005 yang terjadi pada Meutya Hafid, seorang jurnalis dari Metro TV yang disandera dengan rekannya, Budianto selama 7 hari oleh kelompok yang disebut Mujahidin di Irak. Dari sanalah Meutya Hafid bisa dikenal oleh banyak orang. Disandera oleh ISIS lalu pada tahun 2009 beliau bergabung dengan partai Golkar lalu pada tahun yang sama dia menjabat sebagai DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera I dan Ketua Komisi I DPR yang membidangi komunikasi dan informatika, pertahanan, luar negeri dan intelijen.
Ketika masa pemerintahan Presiden Prabowo sudah dimulai, Meutya Hafid dipilih untuk menjadi Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (KemenKomindig). Meski mendapatkan perhatian warganet yang berseru atas perubahan nama Kominfo menjadi Komindig itu bukan tanpa alasan. Beliau (Meutya Hafid) Menjelaskan bahwa perubahan nama itu merupakan keputusan bapak Presiden Prabowo karena mengikuti perkembangan zaman dan hal-hal yang sudah menjadi fokus utama untuk menitik beratkan pada digital.
Perempuan kelahiran 1978 ini menghadiri acara Sertijab (Serah Terima Jabatan) Kementrian Kominfo pada 21 Oktober 2024 di Jakarta dengan balutan dress bermotif batik, dengan rambut yang disanggul. Meutya Hafid melakukan pidato perdana sebagai Mentri Komunikadi dan Digital untuk lebih berfokus pada digital dan lebih fokus untuk memerangi pinjol dan judi online. Meski terpancar sedikit penuh keragu-raguan saat menyatakan akan memerangi pinjol dan judi, dari sorot matanya, beliau terlihat yakin seyakin-yakinnya bahwa ia akan menuntaskan tugasnya untuk menyingkirkan judi online dan pinjol yang sampai saat ini masih marak di kalangan menengah kebawah.
Sementara itu di tengah keramaiannya beliau yang dipilih sebagai Mentri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid memiliki gaya hidup yang sehat, rutin melakukan olahraga yoga berharap dengan melakukan yoga bisa mengendalikan stress serta bisa menjauhkan dari segala bentuk penyakit yang dipicu oleh pikiran.
Meutya Hafid merupakan seorang istri sekaligus seorang ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Bisa membagi fokus pada keluarga dan pekerjaan, Meutya Hafid terlihat sebagai sebuah cerminan seorang ibu yang penuh ketulusan dan kasih sayang terhadap keluarganya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa postingan yang beliau upload pada feeds instagramnya. Terlihat Meutya Hafid menghadiri beberapa acara formal dengan keluarganya sebagai bentuk atau gambaran bahwa perempuan yang bekerja sebagai menteri pun masih bisa menjadi sesosok ibu dan istri yang baik. Terlepas dari bagaiman beliau menjadikan hal ini sebuah tantangan, tapi dengan pengalaman dia yang sudah menjabat sebagai anggota DPR RI, Meutya sangat terlihat professional.
Sudah sepantasnya Meutya Hafid menjadi harapan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Komunikasi dan Digital. Berharap apa yang direncakan beliau bisa menjadi hal yang baik dan berguna bagi masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H