Lihat ke Halaman Asli

Sistem Religi dan Kepercayaan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Koentjaraningrat mendefinisikan religi sebagai sistem yang terdiri dari konsep-konsep yang dipercaya dan menjadi keyakinan secara mutlak suatu umat beragama dan upacara-upacara beserta pemuka-pemuka agama yang melaksanakannya. Sistem religi mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan dunia gaib, antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungannya yang dijiwai oleh suasana yang dirasakan sebagai suasana kekerabatan oleh yang menganutnya.

Sistem religi dan kepercayaan adalah hal yang tak dapat dipisahkan, religi merupakan bagian dari kepercayaan atau kepercayaan merupakan bagian dari religi?

Banyak sekali sistem religi yang dianut oleh bangsa kita, mulai dari animisme, dinamisme hingga munculnya agama bumi dan agama langit, semua itu adalah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat bangsa kita.
Animisme percaya pada roh nenek moyang dan dinamisme percaya akan benda yang memiliki kekuatan gaib merupakan bagian dari sistem religi yang ada dalam masyarakat kita.

Adanya kepercayaan melahirkan adanya sistem religi, dalam sistem religi terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1. Emosi keagamaan (getaran jiwa) yang menyebabkan bahwa manusia didorong untuk berperilaku keagamaan.

2. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia, alam, alam gaib, hidup, dan maut.

3. Sistem ritus dan upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan sistem kepercayaan tersebut.

4. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengonsepsikan dan mengaktifkan religi berikut sistem-sistem keagamaannya.

5. Peralatan dalam upacara atau ritus keagamaan.

Kelima unsur itu saling berkaitan, kelima unsur itu pasti ada dalam sebuah sistem religi. Emosi keagamaan adalah modal awal manusia untuk berprilaku keagamaan, berprilaku keagamaan tersebut dikuatkan dengan adanya sistem kepercayaan dan keyakinan, dalam kepercayaannya pasti melahirkan ritual atau upacara keagamaan untuk berhubungan dengan tuhan, dewa, roh atau apapun yang mereka yakini, dalam melakukan peribadatan atau pemujaan masyarakat tentu daja mempunya media dalam melakukan prosesnya agar sampai pada sesuatu yang telah mereka yakini tersebut. Dan setelah semua itu ada, tentu saja akan ada kelompok keagamaan atau kesatuan sosial yang akan terus menjaga kepercayaan mereka, menurunkan dan mengajarkan kepada generasi penerus mereka agar sistem religi tersebut tidak hilang. Tidak adanya salah satu unsur tersebut dalam sebuah sistem religi akan menimbulkan masalah dalam sistem religi dan tidak berjalannya sistem religi tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline