Lihat ke Halaman Asli

Nurul Vita Dwi Faraya

Mahasiswa S1 Teknik Biomedis

Pemanfaatan Teknologi DNA dalam Forensik: Mengungkap Kebenaran Melalui Genetika

Diperbarui: 14 Juni 2024   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://unair.ac.id/uji-paternitas-melalui-analisis-kekerabatan-dan-cell-free-fetal-dna-sebagai-teknik-identifikasi-forensik/

Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi DNA telah merevolusi berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu forensik. Penggunaan DNA dalam investigasi forensik telah memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan penegak hukum untuk mengungkap kebenaran dalam berbagai kasus kriminal. Artikel ini akan membahas bagaimana teknologi DNA digunakan dalam forensik, proses pengujian DNA, serta contoh-contoh kasus di mana teknologi ini berperan penting dalam mengungkap kebenaran. 

Teknologi DNA dalam Forensik: Sebuah Gambaran

Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah molekul yang mengandung informasi genetik setiap makhluk hidup. Setiap individu memiliki profil DNA yang unik, kecuali kembar identik. Keunikan inilah yang membuat DNA menjadi alat yang sangat kuat dalam identifikasi individu, termasuk dalam konteks forensik. Dalam investigasi kriminal, sampel DNA dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti darah, rambut, air liur, kulit, dan cairan tubuh lainnya.  

Proses Pengujian DNA dalam Forensik

 1. Pengumpulan Sampel: Langkah pertama dalam analisis DNA forensik adalah pengumpulan sampel dari tempat kejadian perkara (TKP). Sampel ini dapat berupa darah, air liur, rambut, atau jaringan lain yang ditemukan di TKP.  

2. Ekstraksi DNA: Setelah sampel dikumpulkan, DNA harus diekstraksi dari sel-sel dalam sampel tersebut. Proses ini melibatkan pemisahan DNA dari komponen seluler lainnya.

 3. Amplifikasi DNA: Teknik yang sering digunakan dalam forensik adalah Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR memungkinkan ilmuwan untuk memperbanyak segmen DNA tertentu sehingga cukup banyak DNA yang tersedia untuk dianalisis. 

4. Elektroforesis Gel: Setelah DNA diperbanyak, segmen-segmen DNA dipisahkan berdasarkan ukurannya menggunakan teknik elektroforesis gel. Ini menghasilkan pola pita yang unik untuk setiap individu.

5. Analisis dan Perbandingan: Profil DNA yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan profil DNA dari sampel pembanding, misalnya dari tersangka atau dari database DNA.  

Teknologi DNA telah membawa revolusi dalam ilmu forensik, memungkinkan penegak hukum untuk mengungkap kebenaran dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Dari mengidentifikasi pelaku kejahatan hingga mengungkap korban bencana, DNA telah menjadi alat yang sangat penting dalam penyelidikan kriminal. Namun, penting juga untuk mengatasi tantangan dan pertimbangan etis yang menyertainya untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab. Dengan demikian, kita dapat terus memanfaatkan potensi luar biasa dari teknologi DNA untuk mencapai keadilan dan kebenaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline