Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Retorika Dakwah dan Dakwah Retorika

Diperbarui: 26 Juni 2024   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi Nurul Syarifah dan Syamsul Yakin

Retorika dakwah digunakan agar pesan dakwah yang disampaikan menarik. Selanjutnya retorika dakwah digunakan agar isi ceramah berbobot. Alasannya, karena di dalam retorika dipersyaratkan pesan yang disampaikan harus dengan bahasa baku, berbasis data dan riset. Ceramah berbobot sejalan dengan mad'u yang kian rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dakwah digunakan agar pesan dakwah sejalan dengan tujuan retorika yaitu persuasif dan informatif. Tak kalah pentingnya, retorika dakwah digunakan agar dai mempraktikkan pathios, logos, dan ethos dalam berdakwah. Inilah tiga jenis retorika yang diperkenalkan Aristoteles. Ketiga jenis retorika ini memperbaiki performa dai dan berefek positif pada respons khalayak mad'u. Tampaknya metode dakwah apapun yang digunakan, pathos, logos, ethos harus disertakan.

Retorika dakwah dipandang harus digunakan karena mempertimbangkan khalayak mad'u yang berkembang menjadi mad'u online. Untuk menjangkaunya, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal, yakni berdakwah melalui perangkat digital. Dalam komunikasi nonverbal dai dapat berdakwah dengan menggunakan gerakan tubuh dan  bahasa tubuh secara tatap muka dan tatap maya.

Terakhir, retorika dakwah dipandang harus digunakan karena mempertimbangkan bahwa berdakwah perlu tahapan. Dalam retorika, dikenal lima tahapan pidato yang dapat digunakan dalam berdakwah. Pertama, penemuan atau inventio. Kedua,  penyusunan atau dispositio. Ketiga,  gaya atau elocutio. Keempat, memori atau memoria. Kelima, penyampaian atau pronuntitio. Dalam ilmu dakwah, lima tahapan dakwah ini disebut teknik dakwah.

Selanjutnya, dakwah retorika dipahami sebagai  dakwah yang isinya hanya retorika semata. Dakwah retorika didedikasikan untuk tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan   gengsi sosial. Dakwah retorika lebih sebagai alat  yang dieksploitasi di tengah gaya bicara yang memukau. Untuk itu, dakwah retorika harus ditanggalkan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah amanah yang built up dari langit. Banyak ayat al-Qur'an  dan hadits Nabi  yang dapat dirujuk untuk menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah sebagai retorika semata menjadikan dakwah kehilangan ruhnya. Kedua, dakwah adalah ibadah ghair mahdhah yang berefek positif bagi manusia di dunia dan akhirat. Untuk itu, siapapun  yang berdakwah harus berlandaskan niat yang benar. Dakwah adalah tujuan antara, tujuan yang sebenarnya adalah menggaapi ridha Allah yang dapat memancing rahmat-Nya.

Jadi retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.*

Retorika

oleh Nurul Syarifah dan Syamsul Yakin

Mahasiswi dan Dosen UIN Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline