Lihat ke Halaman Asli

NURUL SYAMSIYAH

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Menanamkan Kesadaran Lingkungan : Langkah Mahasiswa Menuju Indonesia Hijau

Diperbarui: 29 Juli 2024   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menanamkan Kesadaran Lingkungan: Langkah Mahasiswa Menuju Indonesia Hijau

Oleh : Nurul Syamsiyah Mahasiswa Teknologi Pangan

Universitas Ahmad Dahlan


Lingkungan hidup merupakan salah satu isu krusial yang menjadi perhatian global. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia seperti deforestasi, polusi, dan perubahan iklim telah mengancam kelestarian alam dan keberlangsungan hidup manusia. Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah merupakan ancaman yang semakin nyata. Polusi udara disebabkan oleh emisi dari kendaraan, pabrik, pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas industri lainnya. Zat-zat berbahaya seperti partikel PM2.5, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida dapat masuk ke udara dan mengganggu kesehatan manusia. Polusi udara berkontribusi terhadap penyakit pernapasan, kardiovaskular, dan kanker. Selain itu, polusi udara juga berdampak negatif pada lingkungan, termasuk kerusakan tanaman dan pencemaran air. Mahasiswa, sebagai generasi penerus bangsa, memiliki peran penting dalam mengatasi masalah lingkungan ini. Menanamkan kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa merupakan langkah strategis menuju terciptanya Indonesia yang hijau dan berkelanjutan.

Polusi udara merupakan masalah lingkungan yang serius dengan dampak signifikan pada kesehatan manusia, ekosistem, dan iklim. Untuk mengatasi polusi udara, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai sektor masyarakat. Salah satu solusi utama adalah transisi ke energi terbarukan, seperti energi matahari, angin, dan air, yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Investasi dalam teknologi energi terbarukan dan subsidi untuk perusahaan serta individu yang mengadopsi energi bersih merupakan langkah penting dalam mencapai tujuan ini. Selain itu, pengurangan emisi dari kendaraan juga dapat dicapai dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik, transportasi umum yang efisien, dan transportasi tidak bermotor seperti bersepeda dan berjalan kaki. Regulasi ketat dan penegakan hukum terhadap emisi industri juga perlu diperkuat, dengan penerapan teknologi bersih dan praktik produksi ramah lingkungan yang lebih luas. 

Penghijauan dan pengembangan ruang terbuka hijau di perkotaan serta daerah industri merupakan strategi lain yang efektif. Penanaman pohon dapat membantu menyerap polutan dan meningkatkan kualitas udara. Penggunaan energi yang efisien di rumah tangga, seperti pemasangan panel surya dan penggunaan peralatan hemat energi, juga berkontribusi terhadap pengurangan polusi udara. Kampanye kesadaran publik sangat penting untuk mendidik masyarakat tentang dampak polusi udara dan cara menguranginya, dengan program pelatihan dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan polusi udara seperti program carpooling atau hari bebas kendaraan.

Kita juga dapat berkontribusi dengan menggunakan transportasi ramah lingkungan, mengurangi penggunaan energi di rumah, mendukung produk ramah lingkungan, terlibat dalam kegiatan penghijauan, dan mengurangi pembakaran sampah. Pemerintah memiliki peran penting dalam menetapkan regulasi dan standar emisi yang ketat, memberikan insentif ekonomi bagi pengurangan emisi, dan mengembangkan infrastruktur yang mendukung transportasi umum dan teknologi energi terbarukan. Dengan menggabungkan upaya dari individu, komunitas, pemerintah, dan sektor swasta, kita dapat secara signifikan mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas hidup serta kesehatan lingkungan.

Kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa bisa dimulai dari pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal seperti mata pelajaran dan kurikulum yang berfokus pada lingkungan harus diperkuat. Misalnya, universitas dapat memasukkan mata kuliah wajib tentang ekologi, keberlanjutan, dan perubahan iklim. Selain itu, proyek penelitian dan tugas akhir yang berkaitan dengan isu lingkungan dapat menjadi sarana efektif awal untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya pelestarian alam.

Pendidikan informal juga memiliki peran yang tidak kalah penting. Kampanye lingkungan, kegiatan gotong royong, dan seminar-seminar tentang lingkungan dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Organisasi mahasiswa yang fokus pada isu-isu lingkungan diantaranya yaitu, Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dan Kelompok Studi Lingkungan, dapat menjadi motor penggerak kesadaran ini. Mereka dapat mengadakan berbagai kegiatan, seperti penanaman pohon, bersih-bersih pantai, dan edukasi lingkungan di sekolah-sekolah dasar.

Selain pendidikan, teknologi dan inovasi juga menjadi kunci dalam usaha menanamkan kesadaran lingkungan. Mahasiswa sebagai generasi yang melek teknologi dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk menyebarkan informasi dan menggerakkan aksi lingkungan. Media sosial, blog, dan aplikasi mobile dapat digunakan untuk kampanye lingkungan, petisi online, dan penggalangan dana untuk proyek-proyek hijau. Misalnya, aplikasi yang memfasilitasi pengguna untuk melaporkan pencemaran lingkungan atau mengorganisir kegiatan sosial dapat menjadi alat yang efektif.

Dibalik itu, menanamkan kesadaran lingkungan tidak hanya cukup dengan pendidikan dan teknologi. Perubahan perilaku juga sangat diperlukan. Mahasiswa harus mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam keseharian mereka. Pengurangan penggunaan transportasi umum atau sepeda, serta hemat energi adalah langkah-langkah kecil namun berdampak besar. Kampus sebagai institusi pendidikan juga harus memberikan contoh dengan menerapkan kebijakan hijau, seperti kampus bebas plastik, sistem pengelolaan limbah yang baik, dan penggunaan energi terbarukan.

Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak juga penting dalam upaya ini. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum perlu diajak bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Mahasiswa dapat berperan sebagai agen perubahan yang menjembatani komunikasi dan kerjasama antara berbagai stakeholder. Misalnya, program-program CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan dapat diarahkan untuk mendukung proyek-proyek lingkungan yang digagas oleh mahasiswa.

Menanamkan kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa adalah investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia yang hijau dan berkelanjutan. Melalui pendidikan, teknologi, perubahan perilaku, dan kolaborasi, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam menjaga kelestarian alam. Indonesia yang hijau bukanlah mimpi, tetapi suatu tujuan yang dapat dicapai dengan kerja keras dan komitmen bersama. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran strategis dalam mewujudkan impian tersebut. Mari bersama-sama bergerak menuju Indonesia yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih lestari.


 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline