Lihat ke Halaman Asli

Nurul Shakila

Mahasiswa

Pengaruh Adiksi Game Terhadap Kondisi Psikologis dan Fisik Pada Remaja

Diperbarui: 6 Desember 2024   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Adiksi Game Terhadap Kondisi Psikologis dan Fisik Remaja

Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah membawa banyak dampak terhadap kehidupan manusia, seperti keberadaan alat elektronik yang sangat membantu kegiatan sehari-hari, seperti dalam berkomunikasi, bekerja, dan beraktivitas. Selain itu alat elektronik seperti handphone, laptop dan computer juga bisa digunakan sebagai media rekreasi dan bermain seperti aplikasi game online yang dijadikan sebagai salah satu sarana melepas hiburan karena mudah diakses dimanapun. Waktu yang dihabiskan dalam bermain game online juga beragam, namun alokasi waktu yang berlebihan dalam bermain game malah menimbulkan masalah baru bagi individu. Penggunaan game online yang berlebihan akan menimbulkan kecanduan yang dapat mengganggu kondisi fisik dan mental individu terutama remaja, kecanduan ini dikenal dengan istilah adiksi game

Remaja dianggap banyak mengalami adiksi game karena ketidakmampuan mereka dalam mengendalikan diri dan cenderung menggebu-gebu dalam melakukan suatu hal. Sistem permainan game online menciptakan kepuasan tersendiri bagi remaja, Ketika mereka mampu mencapai level dan penghargaan dari game yang dimainkan, muncul keinginan yang lebih untuk mencapai level yang lebih tinggi lagi, secara otomatis otak akan melepaskan hormon dopamin, karena game online dirancang untuk memanipulasi pelepasan dopamin, yang menimbulkan rasa senang, puas, dan motivasi untuk terus bermain.

Banyak faktor yang menjadi penyebab seorang remaja mengalami adiksi game. Lee dan Lee (2017) menyebutkan, remaja yang rentan terpengaruh adiksi smartphone adalah mereka yang berprestasi rendah di bidang akademik, memiliki hubungan sosial dengan keluarga yang buruk, dan mengalami ketidakpuasan dalam kehidupan sekolah. Selain itu, menurut Agusta (2016), terdapat beberapa faktor penyebab remaja kecanduan smartphone, yakni : keinginan pencarian sensasi tinggi, self-esteem rendah, situasi psikologis, pemasaran produk smartphone, atribut smartphone yang menarik, dan manfaat perluasan interaksi sosial. Faktor keluarga dan lingkungan manjadi faktor utama remaja mengalami adiksi game yang sangat berdampak pada kesehatan fisik maupun mental mereka.

Secara harfiah, penggunaan game online sangat membantu dalam mengurangi rasa stress. Namun, jika intensitas penggunaannya terlalu tinggi akan menimbulkan dampak negatif pada kehidupan remaja. Secara psikologis banyak adegan game online yang memperlihatkan tindakan kriminal dan kekerasan, seperti perkelahian, perusakan, dan pembunuhan, secara tidak langsung memengaruhi alam bawah sadar remaja bahwa kehidupan nyata ini adalah layaknya sama seperti di dalam game online. Ciri-ciri remaja yang mengalami gangguan mental akibat pengaruh game online, yakni mudah marah, emosional, dan mudah mengucapkan kata-kata kotor (Petrides & Furnham, 2000). Selain itu adiksi game akan membuat remaja kekurangan jam tidur yang berakibat pada pengendalian fokus dan pengelolaan emosional yang buruk, remaja yang terkena adiksi game cendrung tidak mampu mengendalikan emosi mereka, sehingga menyebabkan mudah marah dan stress yang meningkat jika gagal atau tidak mendapatkan waktu untuk bermain game. Hal ini dapat memicu depresi bagi remaja, penggunaan game online yang sudah melewati batas wajar akan memperparah kondisi mental, yakni akan kehilangan kontrol terhadap diri mereka karena keinginan bermain game online secara berlebih, komplusif atau memuaskan diri sehingga timbul ketidakberdayaan atau ketidakmampuan untuk menghentikan aktivitas game online yang pada akhirnya memengaruhi aktivitas wajar sehari-hari.

Adiksi game sangat berpengaruh bagi kehidupan remaja, bahkan dapat mengganggu aktivitas akademik mereka dan menurukan prestasi akademik. Selain itu, adiksi game juga dapat menyerang psikis remaja karena ketidakmampuan mengontrol diri bahkan dapat menjadi pemicu depresi. Oleh karena itu, orang tua, guru, dan pemerintah sudah seharusnya memberikan edukasi terkait penggunaan game online, juga mengontrol remaja dalam menggunakan alat elektronik. Jika terus dibiarkan dapat merugikan diri sendiri dan lingkungan sekitar, anak muda adalah penerus bangsa. Sehingga kesehatan fisik dan psikis mereka harus terjaga dengan baik agar dapat menjadi generasi yang bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline