Lihat ke Halaman Asli

Bullying Dianggap Bercanda: Gen Z Krisis Moral dan Etika

Diperbarui: 10 Maret 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Pexels/RODNAE Productions)

Bullying diambil dari kata Bahasa inggris, yaitu bull atau dalam Bahasa Indonesia disebut banteng karena dia mempunyai sifat yang suka menyeruduk ke sana-kemari. Kalau kita analogikan ke manusia berarti pelaku bullying adalah orang yang suka mengganggu orang disekitarnya terutama mereka-mereka yang dianggap lemah. 

Bullying artinya menggertak, intimidasi atau mengganggu. Saat ini, banyak orang yang kesulitan untuk membedakan mana yang bercanda dan mana yang melakukan tindakan menyakiti. Beberapa pihak beranggapan bahwa bullying sama halnya seperti candaan apabila dilakukan kepada temen dekat. 

Bersembunyi di balik kata 'baperan', itulah yang membuat beberapa orang kehilangan rasa empati sehingga hal yang menyakiti seperti itu sering diangggap biasa-biasa saja. 

Mengejek teman, mengganggu, mendorong atau megolok-ngolok dilakukan oleh mereka dengan alasan agar suasana pertemanan tidak begitu-begitu saja, "jangan monoton lah" kalau kata mereka.

Seringnya dianggap sebagai candaan dan bersembunyi dibalik kata 'baperan' kerap disalah artikan. Menurut pelaku, hal tersebut sama halnya seperti bercanda karena mereka melakukannya sama teman dekat, tetapi jika tindakan yang mereka lakukan sekalipun itu sama orang dekat konteksnya menyakiti, menyinggung, melukai, itu bukan lagi sebuah candaan, melainkan itu sebuah tindakan kekerasan. 

Seperti yang kita tahu bahwa candaan merupakan ungkapan humor, kelucuan yang membuat orang lain tertawa, bersenda-gurau, tidak menyudutkan orang lain, dan tidak ada unsur menyakiti ketika kita bercanda.

 Kalau memang benar bullying itu adalah candaan seharusnya tidak ada yang tersakiti, tetapi kalau yang satu senang dan yang satunya tersakiti maka, itu adalah bullying dan jangan pernah menyepelekan orang yang sudah kamu sakiti.

Kekerasan fisik termasuk jenis perilaku bullying yang sering kita temukan dibandingkan jenis bullying yang lainnya. Orang-orang yang mengalami penindasan fisik akan meninggalkan luka dan memar pada area tubuhnya. Mengakibatkan cedera, memunculkan tekanan pada jiwa, bahkan lebih fatalnyanya lagi bisa berujung pada kematian. Memukul, meludahi, mencakar, menggigit, mencubit, menendang, menampar, merusak sebuah barang sampai adanya sebuah perkelahian juga termasuk dalam kekerasan fisik. 

Selain, kekerasan fisik juga ada kekerasan psikis atau kekerasan pada mental seseorang. Apa itu kekerasan psikis? Mental abuse atau kekerasan mental/psikis adalah kekerasan yang dilakukan seseorang dengan ungkapan yang menyakiti hati, termasuk penghinaan, ejekan, mengolok-ngolok, dan segala sesuatu yang dapat menyakiti hati melalui perkataan.

Tetapi mengapa kok seseorang bisa melakukan tindakan agresif atau bullying? Biasanya dimulai dari sindir menyindir, seringnya berkata kotor dan kasar yang pada akhirnya membuat dirinya menjadi terbiasa untuk melukai seseorang. 

Pengaruh pergaulan bebas, sering menonton film atau video yang tidak sesuai umur, emosi belum stabil, merasa paling hebat, dan kurang mendapatkan perhatian dari keluarga terutama orang tua, membuat beberapa dari mereka melakukan bullying sebagai bentuk pelampiasan. Tetapi ada juga orang yang melakukan bullying karena sebelumya dia pernah menjadi korban bullying. Kok bisa? Karena ada rasa dendam dalam hatinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline