Erasmus Huis mempersembahkan pertunjukan teater bertajuk BullyBully yang berlangsung pada Jumat malam (13/1). Teater musikal yang berasal dari Belanda ini digagas oleh Maas Theatre and Dance.
Pementasan hanya dilakukan oleh dua pemain tanpa berdialog. Warna merah muda dan hijau menjadi ciri khas masing-masing pemain. Area panggung pun terbagi menjadi dua sisi, hijau untuk teritori King Green dan merah muda untuk Pink King.
Pertengkaran antar putra mahkota terjadi sepanjang pertunjukan berlangsung. Keduanya saling bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling hebat. Patung kerajaan yang diagungkan oleh masing-masing putra mahkota menjadi celah terjadinya perselisihan.
Pesan bullying disampaikan dengan cara yang menyenangkan, sehingga mengundang gelak tawa penonton. Gerak tubuh dan mimik wajah pemain dapat menarik sisi emosional penonton untuk memahami pesan moral yang disampaikan.
Meskipun tanpa dialog, latar belakang musik yang digunakan sangat menarik. Penonton seringkali bersorak ria menyaksikan ulah putra mahkota yang tidak mau mengalah satu sama lain.
Tim Produksi, Esther mengatakan teater musikal BullyBully merepresentasikan sikap pemimpin dunia yang kekanak-kanakan. Persaingan yang terjadi akhirnya membawa kehancuran. Padahal, berdamai lebih mudah untuk dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H