Lihat ke Halaman Asli

(Internasional Womens Day) Perempuan Harus Menjadi Fasilator dan Konselor Menangani Kekerasan Seksual dalam Masyarakat

Diperbarui: 7 April 2022   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Momen Internasional Womens Day ini Landasannya memuliakan perempuan sehingga pandangan masyarakat masyarakat bahwa perempuan posisinya tidak hanya di dalam rumah tangga tapi punya hak yang sama seperti laki laki. Jika perempuan rusak maka rusaklah Generasi bangsa yang akan datang, karena seorang perempuan merupakan ibu sekaligus guru pertama bagi anak anaknya kelak. 

Perempuan yang sadar akan kondisi kondisi yang di alami perempuan sekarang adalah perempuan yang bergerak dan perempuan tangguh melawan kekerasan seksual dalam ruang lingkup sosial. 

Data dari pemerintah Daerah menunjukkan peningkatan kekerasan seksual di masyarakat khusus di NTB dan Indonesia. Peningkatan ini membuat keresahan oleh kaum perempuan yang sadar akan kondisi tersebut. Peningkatan akan terus menerus dan bahkan akan menjadi budaya buruk di masyarakat. 

Kekuatan perempuan dan peran perempuan untuk mengatasi permasalahan permasalahan perempuan harus terlibat dan peran aktif. Disinilah eksistensi perempuan sebagai fasilator untuk meminimalisir serta menurunkan angka kekerasan perempuan di masyarakat. 

Perempuan dalam hal ini bisa menjadi konsultan, bisa menjadi fasilitator, bisa menjadi teman curhat untuk menyaring informasi sebab dan akibatnya peningkatan data kekerasan seksual.  

Sekarang tidak jamannya lagi menunggu keluarga kita menjadi korban, tunggu kasus besar untuk menjadi sampel untuk bergerak di ranah perempuan, tapi di titik inilah semua pihak berperan mulai dari pemerintah, tokok publik, Organisasi, lembaga mahasiswa , kelompok pemuda dan lainnya untuk bersinergi dalam membantu membangun peradaban perempuan dan kesetaraan perempuan dimata masyarakat serta mengatasi masalah masalah perempuan yang kita hadapi sekarang. 

Kekerasan seksual bukan hanya masuk ke pemerkosaan saja tapi meliputi banyak aspek-aspek lainnya seperti pelecehan, perempuan sebagai media iklan atau promosi, pekerjaan yang dipaksakan untuk pakaian yang tidak senonoh dan banyak lainnya. Contoh kecil seperti itu menjadi bahan dan landasan harus adanya peran dari perempuan itu sendiri. 

Perempuan yang dalam hal ini menjadi korban kalau tidak ada gerakan perlawanan mulai dari edukasi, peraturan yang mengikat sebagai payung hukum, dan didikan moral bahwa pentingnya perempuan dimata masyarakat akan ditakutkan nantinya menjadi sesuatu hal yang wajar dan jangan sampai stigma kita dan masyarakat dalam permasalahan perempuan itu sesuatu yang tidak penting, maka dari itu gerakan perempuan dan intensif terkait permasalahan perempuan yang harus terus digaungkan untuk terus diperjuangkan. 

Saya sendiri pribadi mengajak seluruh elemen-elemen masyarakat, pemerintah, organisasi mahasiswa, lembaga mahasiswa untuk memperjuangkan hak perempuan dan tingkatkan partisipasinya dalam permasalahan perempuan yang khusus terjadi pada kaum perempuan agar nantinya perempuan bisa menjadi perempuan yang tangguh dan tidak tergoyahkan oleh permasalahan yang ada pada dirinya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline