Siapa yang begitu bangun tidur, auto cari HP dan cek update medsos?
Siapa yang kalau habis sholat, baruuu assalamualaikum tengok kanan -- kiri, eh... bukannya dzikir, tapi malah ngerogoh ponsel dan lagi-lagi ngecek social media?
Uhuuk, kalian tidak sendirian kok, gaes. Mayoritas netizen jaman now melakukan hal serupa (termasuk saya). Akibatnya bisa ditebak. Kita semakin addicted/kecanduan dengan gadget, media sosial, dan segala hal yang berkelindan di sekitarnya. Sejumlah riset telah merilis hal ini. Satu riset yang beneran mindblowing banget, yaitu hasil studi Microsoft (tahun 2015) yang menyebutkan bahwa durasi fokus manusia untuk melakukan satu hal dalam satu waktu lebih rendah dari ikan mas koki! Jadi, sebanyak 2000 responden dilibatkan dalam riset ini. Tim Microsoft melakukan tes elektroensefalografi guna mengetahui kemampuan otak.
Hasilnya, 44% orang berusaha keras untuk fokus melakukan hal yang sedang mereka lakukan. Sementara 45% lainnya mudah terdistraksi dengan aktivitas seperti mengkhayal. Dari riset ini pula, terkuak fakta bahwa 77% responden bilang, bakal langsung melihat ponsel apabila tidak ada hal lain yang lebih menarik perhatian mereka.
Kesimpulan apa yang bisa diambil dari riset ini? Yap, perkembangan teknologi informasi (TI) telah menyebabkan penurunan durasi fokus. Ini tentu diperkuat dengan hasil penelitian yang menyebut tingkat konsentrasi manusia menurun sepanjang 2000-2015. Jadi, pada tahun 2000 (perkembangan dunia TI belum massif) riset menunjukkan rata-rata otak manusia mampu fokus selama 12 detik. Nah, di tahun 2015 (tatkala TI semakin masif) otak manusia hanya bisa fokus selama 8 detik saja! Dan ini artinya satu detik lebih rendah ketimbang durasi fokus ikan mas koki.
Hufftt, kita kudu respon gimana ya gaes, terhadap hasil riset ini? Ketawa miris? Atau mengangguk setuju? Atau kombinasi keduanya?
Yang jelas, saya sendiri mengamini hasil riset ini. Keberadaan media sosial benar-benar jadi "terror" baru. Ketika mau bikin satu artikel ini aja, saya bolak-balik terdistraksi dengan notifikasi di berbagai kanal socmed. Mau diabaikan tuh bikin penasaran. Jangan-jangan penting... jangan-jangan itu info job... jangan-jangan ada yang ngabarin hadiah kuis sudah cair....
Yeah, begitulah. Saya terlampau banal menceburkan diri ke dalam pusaran socmed. Agak sulit untuk bisa lepas dari jeratan notifikasi, karena yahh gimanaaa ha wong saya blogger sekaligus penggemar aneka kontes/Giveaway di socmed. So, aneka informasi, peluang berburu rezeki, semua berpadu di jagad digital.
Akan tetapi, harus diakui, sebagaimana pekerja kantoran butuh cuti, saya-pun (si freelance blogger dan quiz hunter ini) juga butuh rehat sejenak. Detoksifikasi alias puasa socmed. "Even Lovers need holiday", gitu kata Chicago dalam kutipan tembang Hard to Say I'm Sorry. Se-cinta-cintanya eikeh dengan socmed, ya ada baiknya aku (sesekali) ambil jarak. Jeda sebentar. Tekan tombol pause. Supaya jiwa raga tetap baik-baik saja. Karena banyak banget konten socmed yang tanpa disadari membuat batin terkaing-kaing. Contoh kecil aja, parade kesuksesan teman-teman jaman sekolah.
Loh, itu kan bocah yang dulu nyaris nggak naik kelas, kok sekarang jadi manager korporasi gede