Lihat ke Halaman Asli

Nurul Rahmawati

Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Bisa ke Amrik dan Umroh Gratis, Berkat Sedekah!

Diperbarui: 19 Maret 2024   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plesir ke San Francisco, Amrik gratis! (dok.pri/Bukanbocahbiasa.com)

Bisa ke Amrik dan Umroh GRATIS berkat Sedekah!

Wohohoho, judulnya serasa clickbait, yhaa? Tenaaangg! Ini bukan cerita kosong. Saya sendiri yang mengalami peristiwa amazing ini. Diperjalankan Allah menuju benua yang begitu jauhnya. Juga diundang beribadah ke Baitullah. Dan semuanya GRATIS! Penasaran kan? Yuk, baca pelan-pelan, sambil siapin cemilan yhaaa *oops, sorriiii masih pada puasa yak 

***

Kita pahami dulu definisi sedekah, ya. Semua pemberian yang baik, tangible maupun intangible, itu masuk kategori sedekah. Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. Nasihat, kata-kata dan saran baik juga sedekah. Perilaku yang sopan, adab, sharing ilmu, itu semua adalah sedekah. Merawat Ibunda yang sakit juga sedekah. 

Ini yang saya alami, beberapa tahun silam. Ibunda divonis kanker paru. Ia harus merelakan hari-harinya yang dulu begitu riuh, kini berganti dengan suasana serba muram. Hanya terbaring lemah di ranjang RS Surabaya. Kabel oksigen menjuntai, menandakan paru-paru Ibu yang tak lagi berfungsi normal. Beliau kesulitan untuk berdiri, tak lagi mampu sholat dengan sikap sempurna. 

aku dan Ibu  (dok.Bukanbocahbiasa.com)

FYI, Ibunda adalah pensiunan guru Kimia. Di usia senjanya, DNA guru ternyata tetap bercokol, beliau sangat hobi mengajar ngaji para lansia di sekitar perumahan. Ibu sangat aktif di berbagai acara kajian, gemar beramal, selalu hadir paling cepat ketika ada tetangga yang meninggal, karena beliau tim pemandu jenazah di kompleks kami. Intinya, ibuku adalah sosok yang sangat hobi bersedekah. Ketika tersengat sakit serius-pun, tak henti-hentinya Ibu menggaungkan semangat sedekah.

"Dek, itu ada cleaning service, kasih tip ya..."

"Dek, kayaknya di kulkas ada roti sama pudding yang dikirim ibu Sis kemarin. Tolong kasihkan mbak-mbak perawat ya. Biar dimakan bareng."

"Dek, nanti ustadz Masjid mau njenguk Ibu. Tolong siapkan amplop ya."

Begitulah, dalam dekapan perih yang rentan bikin merintih, Ibuku justru memilih untuk komit bersedekah. Ia mempraktikan benar firman-NYA, "Bersedekahlah dalam kondisi lapang dan sempit." Ibu yakin, selalu ada berkah yang terselubung dalam tiap sedekah yang beliau lakoni. Dan ia betul-betul berusaha keras untuk menularkan spirit itu kepada kami. Yeah, walaupun aku belum bisa berada di level "hobi sedekah" seperti Ibu, tapi minimal aku kecipratan semangatnya dikit-dikit lah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline