Lihat ke Halaman Asli

Nurul Rahmawati

Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Sahur Tinggi Serat, Bikin Pencernaan Selamat

Diperbarui: 29 Maret 2024   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi makanan sahur yang sehat. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Sepertinya, makin beranjak tua dewasa, keluhan seputar bodi tuh adaaaa aja. Yang lutut gampang klothakan, atau pinggang kok linu melulu, kaki kram, dan lain sebagainya. 

Keluhan yang kerap saya dengar (dan saya juga mengalami) adalah: Jadi nggak rutin BAB (Buang Air Besar)alias ke belakang.

"Kadang aku BAB tuh cuman sekali seminggu loh," ujar sohib saya suatu ketika.

WHAT? Apa kabar itu sampah-sampah yang teronggok di usus. Kan kasian terkaing-kaing pengin membebaskan diri, tapi si empunya bodi santuy aja dalam bereaksi.

"Emang kalau jarang BAB gitu, perut enggak terasa aneh?"

"Iyaaa, rasanya emang kayak blotty atau bedegelen/sembelit. Tapi ya gimana lagi, aku juga jarang makan sayur, sih."

Nah, tu dia, udah ketebak 'tersangka utama' kenapa perut kita kerap bermasalah. Pola makan dengan kandungan serat yang amat kurang, ini penyebabnya. Memang kita digempur dengan beragam iklan spot makanan yang jaraaangg banget mengandung sayur. 

Sebut aja, promo yang berseliweran di socmed, rata-rata kalau nggak fried chicken, pizza, burger, atau yang kekinian yah kayak cromboloni, croissant, mochi. 

Jarang banget yang promo pecel, gado-gado, lotek, gitu kan? Kalaupun ada akun yang promo salad, bujubuneeenggg, harga satu porsi bisa 50 ribu dewe. 

Akhirnya, kaum mendang mending's math bersabda "Yaelahh, beli salad 50 ribu kagak kenyaaangg, boskuuu. Mending buat beli fried chicken, bisa buat satu rumah."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline