Lihat ke Halaman Asli

Nurul Rahmawati

Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Peradaban Bakso, Bermula dari Cinta Sang Anak pada Ibundanya

Diperbarui: 24 April 2023   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bakso Bakar feat.Mie Ayam (dok.Bukanbocahbiasa.com)

Sudah Hari kesekian Lebaran, bosan kan dengan menu serba bersantan? 

Lontong/ketupat, Opor ayam, sayur lodeh manisa, hadeuuhh membayangkan saja sudah bikin eneg duluan :)

Aslinya saya memang bukan penggemar menu main course bersantan, jadi yeahhh, kalau lebaran gini somehow "siksaan" tersendiri buatku, menyaksikan menu khas lontong cap gomeh yang bertengger di berbagai meja makan. Saban sowan/silaturahmi ke rumah saudara, selalu dipersilakan (baca: dipaksa) untuk makan, bayangin kalau dalam sehari datang ke 5 (lima) rumah aja, iyuuhhh, dahlahhh kibarkan bendera putiiihh dah. :)

Makanya di hari Senin ini, saya udah siap berburu Bakso! Kuliner favorit sejuta umat ini siap membuai lidah dan bikin perut jadi nyaman yah. Apalagi kalo kuahnya enggak terlampau asin, berdampingan dengan mie ayam dan condiment lain, seperti daun bawang serta bawang merah goreng, beughh, maknyus!

Belakangan ini, saya demen makan Bakso Bakar. Ini varian bakso yang dibumbui kecap, campuran bumbu bawang putih, lada, garam, kemudian dibakar di api sedang. Beughh, enaakkk bangettt, rasa kecap manis berbaur dengan rempah nan gurih. baksonya kenyal dan berdaging, makin mantab lagi manakala dimakan featuring mie ayam kecintaan aku. Beneran obat kegalauan nih mah, wkwkwk. 

Kalo lagi stres, banyak pikiran, perasaan gundah gulana, biasanya saya auto cuss ke warung bakso langganan. Bakso tuh beneran comfort food sih, bisa puk-puk-in emosi jiwa yang tengah membahana. Bersama bakso, hidup akan terasa baik-baik saja. Dan ternyata setelah saya telusuri, bakso adalah sebuah maha-kuliner yang menjadi bukti kasih sayang plus bakti ananda pada Ibundanya!

Whoaaaa, nggak heran, ketika makan bakso tuh berasa lagi menikmati kasih sayang yang tak terucapkan. Iyes kan? :)

Jadi, gimana sejarah kuliner Bakso? Pada masa akhir Dnasti Ming (abad ke-17 Masehi) tinggallah seorang anak (bernama Meng Bo) bersama ibunya yang sudah lansia di Fuzho Cina. Dasar anak berbakti, Meng Bo sangat ingin memasak olahan menu daging yang sangat digemari Ibunda. Namun, sebagaimana lansia pada umumnya, gigi sang Ibunda sudah banyak yang menua sehingga tidak mampu mengunyah daging nan bertekstur. Hmm, jaman segitu belum ada teknologi gigi palsu kali ya? 

Meng Bo pun berpikir keras dan mengerahkan jiwa kreatifnya yang super "out of the box". Gimana caranya, daging tetap bisa dikonsumsi Ibunda, namun dengan format yang lebih ramah lansia. Ada satu snack bertekstur lunak, yah mirip mochi begitu, inilah yang menjadi inspirasi bagi Meng Bo. Ia menumbuk daging yang alot, lalu diberi campuran beberapa bahan dan dibentuk bulat-bulat kecil. Kemudian disantap bersama kuah kaldu yang hangat. Beughh, rezeki anak sholih! Ibundanya bisa mengonsumsi daging (dalam wujud bakso kuah). Selain itu, kreasi menunya menjadi peradaban kuliner yang mendunia. Sungguh amazing kid!

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline