Lihat ke Halaman Asli

Nurul Rahmawati

Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Menjadi Nasabah Fintech Harus Smart!

Diperbarui: 28 November 2018   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Program Fintech Peer to Peer Lending Dokumentasi pribadi

Perkembangan dunia digital seolah tak terbendung. Kita bisa melakukan APA SAJA, literally apa saja, hanya dengan bermodal smartphone dan akses internet. Mau beli makan? Bisa. Mau cari ojek? Sangaaaatt gampil. Kalau mau hutang? Wohooo. Ini nih yang menarik. Kalau biasanya orang kan berhutang ke bank (atau ke teman/saudaranya, tapi lebih galak saat ditagih). Nah, sekarang, di era digital, siapapun bisa mengajukan hutang secara online!!

Layanan jasa keuangan berbasis teknologi atau financial technology (Fintech) itu istilah yang disematkan untuk industri hutang-piutang online ini. Pada hakikatnya, fintech dalam sektor Peer to Peer Lending memutus batas tradisional dalam proses pinjam-meminjam uang di masyarakat.

Cara-cara konvensional dalam pengajuan hingga pencairan pinjaman, berubah dengan hadirnya Fintech P2P Lending. Cukup melalui aplikasi di smartphone, maka kita bisa pinjam uang tanpa kudu melalui proses yang ribet dan bertele-tele.

Selasa, 27 November 2018 lalu, saya berkesempatan hadir dalam Sosialisasi Program Fintech Peer to Peer Lending "Kemudahan dan Risiko untuk Konsumen" di KAYA Resto & Coffee Holix, Jl. Raya Jemursari 144 Surabaya

Dalam kesempatan ini, hadir sejumlah pembicara yang memiliki kompetensi di bidang FinTech. Yaitu:

  • Semuel A.Pangerapan, selaku Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (APTIKA) - Kemenkominfo 
  • Agus Kalifatullah Sadikin, Head of Partnership PT Ammana Fintek Syariah
  • Andri Madian, Chief Marketing Officer Akseleran  
  • Ali Nuryasin (Redaktur Ekonomi TEMPO) sebagai Moderator

Pak Semuel dari Kemenkominfo mengapresiasi jumlah start up yang terus berkembang di masa kini. "Sekarang orang kalo ditanya, asetnya apa? Aset di masa kini adalah IDE dan kerja keras. Dan itu adanya di kepala," tutur Pak Sem. Ia pun memaparkan bahwa Kominfo bakal menyediakan beasiswa untuk 20 millenials yang mau berkiprah di sector ICT.

Sosialisasi Program Fintech Peer to Peer Lending "Kemudahan dan Risiko untuk Konsumen" 

Salah satu industri start up yang tengah booming adalah Fin Tech alias Financial Technology.  Untuk berhutang, siapapun kini tidak perlu pergi ke bank dan menyerahkan agunan. Cukup install aplikasi FinTech, maka kita bisa menjadi borrower (penghutang) ataupun lender (investor yang memberikan hutang).

Akseleran, adalah salah satu FinTech yang paling menonjol. Usianya baru 1 tahun, tapi tim Akseleran bisa mengelola investasi hingga 175 Miliar! Andri Madian, Chief Marketing Officer Akseleran menuturkan bahwa mereka memang berfokus pada UKM yang ukuran menengah. 

"Kami bisa memberikan hutang produktif (untuk usaha) dengan kisaran angka 300-400 juta, tenor 3-6 bulan. Tidak perlu ada syarat berupa fix asset sebagai agunan. Tapi, borrower bisa menunjukkan invoice financing atau kontrak sebagai agunan," kata Andri, yang alumnus ITB dan Delft University of Technology, Belanda ini.

Untuk menjadi borrower alias penghutang, syaratnya tidak serumit bila mau mengajukan hutang di bank. "Tim Akseleran memberlakukan SOP, di antaranya cash flow UKM dalam setahun terakhir harus bagus, juga kita pelajari gimana credit behaviour-nya. Karena memang kami harus mengedukasi para peminjam, harus tahu resiko untuk berhutang. Jangan sampai melebihi batas aman, yaitu maksimal 30% dari pendapatan. Intinya harus disiplin dalam melunasi pinjaman tepat waktu. Jangan gali lubang tutup lubang. Pelajari juga soal denda, bunga dan sebagainya," lanjut Andri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline