Erik Erikson mengembangkan teori psikososial untuk menjelaskan bagaimana perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial sepanjang hidup. Sebagai seorang psikoanalis yang awalnya terinspirasi oleh Sigmund Freud, Erikson merasa bahwa teori Freud terlalu fokus pada aspek biologis dan seksual dalam perkembangan manusia, serta hanya menekankan perkembangan pada masa anak-anak.
Erikson menganggap bahwa perkembangan kepribadian tidak hanya dipengaruhi oleh dorongan biologis, tetapi juga oleh hubungan sosial dan budaya yang dialami seseorang dari lahir hingga usia tua. Ia melihat bahwa manusia terus berkembang sepanjang hidupnya, dan bahwa setiap tahap kehidupan memiliki tantangan atau krisis yang harus diatasi, yang secara khusus terkait dengan hubungan sosial dan lingkungan.
Alasan utama Erikson mengembangkan teori ini adalah:
1. Memperluas Teori Freud: Erikson ingin memperluas pandangan Freud yang hanya mencakup perkembangan anak, dengan memasukkan seluruh rentang usia dalam proses perkembangan manusia.
2. Menggabungkan Faktor Sosial dan Budaya: Ia percaya bahwa lingkungan sosial dan budaya memiliki peran penting dalam perkembangan psikologis, sesuatu yang tidak banyak dibahas dalam teori psikoanalisis Freud.
3. Menjelaskan Pembentukan Identitas: Erikson tertarik untuk memahami bagaimana seseorang membangun identitasnya, terutama di masa remaja, dan bagaimana krisis identitas ini dapat memengaruhi perkembangan di masa dewasa.
4. Memberi Fokus pada Kesejahteraan Psikologis Seumur Hidup: Erikson ingin menekankan bahwa manusia terus berkembang dan menghadapi tantangan sepanjang hidup, bukan hanya pada masa anak-anak. Ini menunjukkan bahwa setiap tahap kehidupan memiliki tantangan unik yang membentuk kepribadian seseorang secara keseluruhan.
Dengan teori psikososialnya, Erikson berharap memberikan pemahaman yang lebih holistik dan seimbang tentang bagaimana seseorang berkembang, serta bagaimana lingkungan, hubungan sosial, dan budaya ikut membentuk kepribadian manusia di setiap tahap kehidupan.
Erik Erikson mengembangkan teori psikososialnya melalui proses yang panjang dan kompleks, yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya, pelatihan psikoanalitiknya, dan penelitian etnografisnya. Teori ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari evolusi pemikiran dan pengamatannya selama bertahun-tahun.
Pengaruh Awal dan Identitas Pribadi: Erikson, lahir sebagai Erik Salomonsen, mengalami masa kanak-kanak yang penuh dengan ketidakpastian identitas. Ia dibesarkan dalam keluarga dengan latar belakang budaya dan agama yang beragam, dan ketidakjelasan mengenai identitas ayahnya membuatnya selalu mempertanyakan jati dirinya. Pengalaman ini, menurut beberapa sumber, sangat memengaruhi perkembangan teorinya yang menekankan pentingnya pembentukan identitas diri sepanjang hidup .