Lihat ke Halaman Asli

UNBK dan Literasi Digital

Diperbarui: 12 Maret 2018   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) atau disebut juga computer based Test (CBT) sebenarnya sudah mulai dilaksanakan pada tahun 2014. UNBK  pertama kali dilaksanakan di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur. 

Dan hasil dari pelaksanakan ujian tersebut memang sanggat menggembirakan dan dapat meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi dan Informatika Komunikasi). Setelah itu pelaksanaan tersebut dilanjutkan pada tahun 2015 yang mengikutsertakan 555 sekolah yang terdiri dari sekolah tingkat lanjutan pertama, sekolah tingkat lanjutan atas di 29 provinsi dan di luar negeri.(Ddisdiknas Metro)

Kemudian terbit Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional nomor 3 tahun 2017 pasal 9 yang menyatakan bahwa Ujian Nasional berbasis komputer. Walaupun Ujian Nasional Berbasis Komputer, namun dalam pelaksanaannya menggunakan sistem semi online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke servel lokal (sekolah) .Kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirimkan kembali secara online ke server pusat. 

Dengan kebijaksanaan pemerintah tersebut, sekolah-sekolah mau gak mau harus mempersiapkan semua perangkatnya. Dari mulai server, perangkat komputer, sampai pengadaan operator yang sudah mumpuni di bidang  TIK (Teknologi dan Informasi Komunikasi). Ketika pertama kali dilaksanakan di semua sekolah-sekolah Tingkat Lanjutan Atas, sudah dapat dibayangkan , bagaimana  sibuknya sekolah-sekolah dalam mempersiapkan perangkat-perangkat tersebut. 

Persiapan yang begitu singkat sebenarnya juga sangat memberatkan bagi sekolah-sekolah yang sebenarnya belum mampu secara sarana dan prasarananya. Apalagi sekolah-sekolah pinggiran yang sangat terbatas sarana dan prasarana TIKnya. Karena terbatasnya perangkat itulah akhirnya pelaksanaan ujian dibagi beberapa sesi.

Simulasi UNBK

Sebelum pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer ini, pemerintah menggulirkan pelaksanaan simulasi beberapa tahap. Simulasi ini tentu bertujuan untuk membiasakan siswa dalam penggunaan perangkat komputer. Selain untuk latihan ujian soal-soal yang diperkirakan akan keluar pada ujian nasional . Simulasi ini juga sangat membantu siswa yang belum melek teknologi. 

Apalagi di sekolah-sekolah pinggiran maupun di pelosok-pelosok . Mereka banyak yang belum memiliki perangkat komputer di rumah. Dengan dihapusnya pelajaran TIK di sekolah-sekolah, sangat sulit bagi mereka yang sama sekali  belum paham bagaimana cara mengoperasikan perangkat komputer, laptop atau notebook.

Dalam simulasi yang dilaksanakan 3 tahap nanti diharapkan siswa sudah mulai terbiasa melaksanakan ujian melalui semi online nanti. Namun pada kenyataannya beberapa kali diadakan simulasi oleh pemerintah dan beberapa kali diadakan oleh sekolah bekerja sama dengan perguruan tinggi swasta, sering terjadi kendala sehingga siswa banyak yang mengerjakan asal-asalan. 

Dan waktu yang seharusnya untuk belajar soal-soal UNBK yang belum tuntas dibahas akhirnya banyak yang terbuang untuk menunggu jaringan . Belum lagi perangkat komputer yang terbatas, akhirnya siswa juga harus bergantian komputer. Hal ini juga sangat  tidak efektif  dan menganggu pelaksanaan simulasi untuk sekolah yang terbatas sarana dan prasarananya.

Pemerintah memang tidak memukul rata semua harus melaksanakan UNBK , namun banyak sekolah-sekolah yang juga seharusnya tidak menerapkan UNBK itu pada sekolahnya yang memang belum siap. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline