UNDAGI sebagai sebuah pameran besar kriya telah mejadi medium dan ruang ekspresi para kriyawan. Di ruang itu mereka 'beradu' kreativitas, craftmanship dan ide-ide 'gila' dalam membuat karya. Bagi kriyawan tentu memicu adrenalin sekaligus menyenangkan.
Di pameran UNDAGI ini pula terdapat ruang diskusi yang dapat dimanfaatkan para kriyawan untuk menambah wawasan, berbagi ide dan kreativitas serta membuka peluang untuk kolaborasi dalam sebuah karya.
Tak hanya itu, Pameran UNDAGI ternyata dapat digunakan sebagai ruang reuni dan temu kangen. Ruang mana yang menjanjikan canda dan tawa cerita masa lalu yang asyik untuk dibincangkan. Karena setelah mengenyam bangku kuliah, mereka menyebar di berbagai daerah untuk menebar manfaat di masyarakat. Dan dengan UNDAGI, mereka dapat berkumpul, saling bercerita masa lalu dan melepas rindu yang sekian lama tak bertemu.
Berbagai macam komentar dan harapan para kriyawan terungkap saat Curatorial Trip kami lakukan; ke Pekalongan, Jepara, Solo dan Yogyakarta.
Memang kegiatan kuratorial UNDAGI sengaja menempuh jalan yang tidak biasa dilakukan oleh seorang kurator pameran. Karena kuratorial pameran UNDAGI tak hanya menilai dan membangun sebuah citra pameran hanya dari tampak visual karya saja, tapi lebih dari itu, mendalami proses berkarya para kriyawan, mengapa dan bagaimana mereka menjalani proses kreatif, berbincang dan berbagi pengalaman, dan tentu sambil minum kopi serta haha-hihi menikmati jalinan kekeluargaan yang hangat.
Rata-rata mereka berharap pameran UNDAGI tetap eksis dan menjadi ruang silaturrahmi antar kriyawan yang akan melahirkan jalinan keluarga di dalam ASKRINA (Asosiasi Kriyawan Republik Indonesia) yang akrab dan asyik. Di samping itu, UNDAGI juga dapat menjadi ajang berbagi pengalaman antar kriyawan, yang tak ada sekat di antara mereka.
Tak hanya itu, keberadaan UNDAGI tentu diharapkan pula dapat mempunyai impact positif kepada industri kriya yang pada gilirannya akan membawa imbas positif pula kepada kehidupan kriyawan, dan tentu pula terhadap perkembangan seni kriya di Indonesia secara umum. Karena perkembangan seni kriya menjadi salah satu penanda kemajuan peradaban sebuah bangsa.
Selain itu, untuk ASKRINA diharapkan dapat membawa para kriyawan selalu menjaga spirit berkarya dan mempunyai manfaat, baik secara kreatif maupun ekonomi kepada kriyawan. Karena ASKRINA dengan anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia, secara institusi mempunyai kekuatan posisi tawar yang cukup kepada pengambil kebijakan. Dan kita tahu bahwa seni kriya termasuk tiga besar penghasil PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia terbesar di antara sub sektor industri kreatif yang lain. (Krissanty, Kompasiana, 2020)
Sepertinya terlalu banyak yang bisa diharapkan, hingga tak tertampung oleh kata-kata. Dan ketika kata-kata tidak cukup, karya seni datang untuk mengungkapkan apa saja yang tak terucapkan oleh kata-kata. Dan semua harapan kriyawan, akan disampaikan melalui karya, di UNDAGI 2025.
Maka, datanglah di UNDAGI 2025, jika tak mau rugi kehilangan moment indah menikmati karya yang dapat menimang kita di alam kebebasan ide, kreatifitas dan harapan. ***