Lihat ke Halaman Asli

Nurul Muslimin

TERVERIFIKASI

Orang Biasa yang setia pada proses.

Ada yang Berbeda di Kuratorial Pameran UNDAGI 2025

Diperbarui: 10 Oktober 2024   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Askrina

Peran kuratorial dalam sebuah pameran seni sangat krusial. Karena salah satu tugas kurator adalah mentransformasi pengetahuan (knowledge transformation), baik kepada seniman, maupun kepada masyarakat umum. Bagaimana membuat sebuah pameran seni mempunyai 'ruh' yang menjadi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Tanpa proses kuratorial, pameran seni akan terasa hambar, silang sengkarut dan tak punya visi maupun misi ideal dalam sebuah pameran.

Proses kuratorial pameran seni, khusunya pada pameran UNDAGI 2025 bukan hanya pekerjaan mencermati karya, melihat bentuk dan warna, tingkat kesulitan teknik pembuatannya dengan pisau analisa estetik tertentu, lalu dipilih menjadi karya yang layak untuk dipamerkan, tetapi juga pada proses berkarya dari seorang kriyawan dan adanya apresiasi dan respect seorang kriyawan pada dunia seni dan juga kepada pameran itu sendiri. Dari situlah yang akan melahirkan sebuah spirit dari seorang kriyawan untuk terus berkarya secara sustainable (berkelanjutan) sehingga akan lahir karya-karya yang lebih baik dari sebelumnya. Ini sejalan dengan tujuan pameran UNDAGI, yaitu menginspirasi dan mengedukasi.

Selain itu, kurator juga akan menilai, sejauh mana sebuah karya terkait dengan tema yang diusung oleh pameran UNDAGI, yakni Cakra Manggilingan. Tema ini mengambil dari filosofi Jawa tentang hidup manusia dan kesadaran manusia akan ruang dan waktu yang selalu berputar mengiringi perjalanan sejarah manusia.

Untuk kriyawan saya kira tak perlu mengernyitkan dahi untuk memaknai tema ini, karena dalam konteks pameran UNDAGI ini, Cakra Manggilingan telah dielaborasi menjadi empat point; yakni:

1. Tema; Karya kriya dengan motif cakra atau roda berputar, mencerminkan siklus kehidupan.

2. Inspirasi & Refleksi; Karya yang mencerminkan perjalanan hidup, perubahan, dan ketidakkekalan.

3. Proses Kreatif; Menunjukkan bagaimana konsep cakra manggilingan tercermin dalam proses penciptaan seni.

4. Makna Filosofis; Karya yang mengajak penikmat seni untuk merenungkan kehidupan dan perubahan.

5. Ritual dan Tradisi; Menampilkan ritual yang berhubungan dengan Cakra Manggilingan dalam proses pembuatan karya.

Dari point-point ini saya yakin, para kriyawan lebih leluasa dalam membuat narasi karyanya masing-masing. Dalam konteks ini tema Cakra Manggilingan menjadi trigger (pemicu) bagi kriyawan untuk mengeksplorasi lebih dalam ide-ide yang akan dituangkan dalam karyanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline