Lihat ke Halaman Asli

Em.Nurul

Berhenti berfikir diri sendiri, mari berbagi

Semangat Hari Santri dalam Membela Tanah Air

Diperbarui: 22 Oktober 2024   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Canva Em_Nurul

Hari Santri iyalah sebuah momen penting dalam sejarah Indonesia yang diabadikan setiap tanggal 22 Oktober. Hari ini bukan sekadar perayaan, tetapi sebuah pengingat akan peran santri dalam perjuangan kemerdekaan, pembentukan identitas bangsa, hingga kontribusi mereka dalam menjaga keutuhan dan moralitas negara. Peran santri tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang perjuangan bangsa, terutama dalam masa-masa penjajahan, revolusi kemerdekaan, hingga era pembangunan saat ini.

Santri, dalam pengertian sederhana, adalah murid yang belajar di pesantren. Namun, pengertian ini sebenarnya jauh lebih luas dari sekadar siswa lembaga pendidikan agama. Santri adalah cerminan dari spirit keislaman yang moderat, cinta tanah air, dan keberanian untuk mempertahankan nilai-nilai agama dan kebangsaan. Tradisi santri di Indonesia sudah ada sejak berabad-abad lalu, bahkan sebelum masa kolonial. Santri dan pesantren telah menjadi penjaga moralitas bangsa yang tetap relevan di tengah perubahan zaman.

Mengapa 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri? Tanggal ini berakar pada peristiwa bersejarah pada tahun 1945, saat Kiai Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, mengeluarkan -Resolusi Jihad_yang memerintahkan umat Islam untuk ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan tentara Sekutu. Resolusi ini menjadi titik balik dalam perjuangan rakyat Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur, yang kemudian dikenal dengan pertempuran heroik di Surabaya pada 10 November. Saat itulah santri, ulama, dan masyarakat umum bersatu melawan kekuatan asing, yang menganggap kemerdekaan Indonesia belum sah.

Dalam konteks ini, santri bukan hanya pelajar agama, tapi juga pahlawan. Mereka tidak hanya menuntut ilmu di pesantren, tetapi juga turun ke medan pertempuran untuk membela negara. Semangat nasionalisme mereka didasari oleh ajaran agama yang kuat, yang mengajarkan cinta kepada tanah air sebagai bagian dari iman. Hal ini membentuk santri sebagai kelompok yang tidak hanya religius, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan kebangsaan yang tinggi.

Kini, setelah lebih dari tujuh dekade Indonesia merdeka, peran santri terus berkembang. Mereka tidak lagi hanya berkutat di dalam lingkup pesantren, tetapi juga berperan aktif dalam berbagai sektor kehidupan, mulai dari politik, pendidikan, ekonomi, hingga teknologi. Santri modern banyak yang menjadi pemimpin nasional, pengusaha, hingga ilmuwan yang mampu memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Indonesia.

Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, tantangan yang dihadapi oleh santri berbeda dibandingkan masa lalu. Jika dulu tantangan terbesar mereka adalah melawan penjajahan fisik, kini santri dihadapkan pada penjajahan budaya dan informasi yang datang begitu deras dari luar. Di sinilah pentingnya peran santri dalam menjaga jati diri bangsa dan mempertahankan nilai-nilai lokal di tengah arus global yang tak terbendung.

Santri juga diharapkan menjadi pelopor dalam merawat keragaman dan toleransi di Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan agama yang mendalam, santri diharapkan mampu memahami esensi dari perbedaan dan pluralisme. Di tengah meningkatnya polarisasi dan radikalisme, santri memiliki tugas besar untuk menjadi jembatan antar golongan, menjaga persatuan, dan memperkokoh moderasi beragama. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip Islam yang rahmatan lil 'alamin, santri dapat menjadi agen perdamaian yang membawa nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, Hari Santri juga mengingatkan kita tentang pentingnya pendidikan pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang unik di Indonesia. Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu kehidupan, seperti kemandirian, kepemimpinan, dan cinta tanah air. Pendidikan pesantren menekankan adab dan akhlak yang mulia, yang sangat dibutuhkan di era sekarang. Santri diajarkan untuk hidup sederhana, menghargai sesama, serta bekerja keras demi kebaikan bersama.

Namun, tantangan yang dihadapi pesantren saat ini tidaklah mudah. Di era modern, pesantren harus bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman tanpa kehilangan jati diri. Pendidikan berbasis teknologi, keterampilan, dan inovasi harus menjadi bagian dari kurikulum pesantren agar santri bisa bersaing di dunia luar tanpa mengabaikan nilai-nilai moral yang diajarkan.

Hari Santri ini momen refleksi bagi kita semua, bukan hanya bagi mereka yang memiliki latar belakang pesantren. Ini adalah waktu untuk mengenang peran santri dalam sejarah bangsa, serta mengakui pentingnya pendidikan moral dan spiritual dalam kehidupan modern. Pada saat yang sama, Hari Santri juga menjadi panggilan bagi generasi muda Indonesia, baik santri maupun non-santri, untuk terus mengembangkan diri, menjaga warisan leluhur, dan berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline